Sukses

Reshuffle Kabinet, Jokowi Diperkuat 2 Jenderal TNI Purnawirawan

Dalam reshuffle kabinet, dua nama jenderal TNI purnawirawan yang dilantik itu bukanlah nama baru di lingkaran politik.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi melantik dua purnawirawan Jenderal TNI Angkatan Darat di Kabinet Kerjanya sebagai hasil reshuffle kabinet. Mereka adalah Jenderal Purnawirawan Agum Gumelar dan Jenderal Moeldoko.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menempatkan Jenderal Purnawirawan Luhut Binsar Panjaitan sebagai Menteri Koordinator Kemaritiman.

Dua nama yang dilantik itu bukanlah nama baru di lingkaran politik. Melepas seragam tentara, Agum pernah ikut berkontestasi di bursa calon wakil presiden mendampingi Hamzah Haz.

Gagal melaju di Pilpres 2004, Agum tidak patah arang untuk berkarier di dunia politik. Agum lalu maju di Pilkada Jabar 2008 berdampingan dengan Nu’man Abdul Hakim.

Agum menggunakan kendaraan partai politik dari PDIP dan saat itu berkoalisi dengan beberapa partai, seperti PKB, PPP, PBR, dan PKPB. Lagi-lagi, Agum gagal dalam kontestasi tersebut.

Sementara Moeldoko bukan nama baru. Lepas jabatan Panglima TNI, dia muncul sebagai Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) versi Osman Sapta. Moeldoko juga tercatat sebagai Ketua Dewan Pembina di Partai Hanura.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kode di Pernikahan Kahiyang-Bobby

Isu Moeldoko akan masuk ke Istana Negara sudah tersiar luas usai Moeldoko memberikan sambutan di pernikahan Kahiyang-Bobby.

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI), Ari Junaedi, menilai kemunculan Moeldoko sebagai perwakilan keluarga Jokowi sebagai penanda bahwa sang jenderal itu tidak dilupakan oleh panglima tertinggi.

"Ini justru mengisyaratkan 'kebangkitan' politik Moeldoko, mengingat namanya relatif tenggelam usai pensiun dari orang nomor satu di TNI," kata Ari, Kamis, 9 November 2017.

Bahkan, menurut Ari, penunjukan Moeldoko bisa dibaca sebagai rasa ketertarikan Jokowi terhadap sosok peraih Adhi Makayasa Akabri 1981 ini.

"Justru dari gestur Pak Moeldoko, saya melihat ada semacam rencana penugasan dari RI-1 untuk Moeldoko ke depannya. Bisa jadi ini terkait dengan ketidakharmonisan yang terbaca dari luar antara Presiden dan Panglima TNI," urai Ari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.