Sukses

Pengamat: Presiden SBY Harus Tegas

Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi menilai, jika Presiden SBY tetap mempertahankan Partai Golkar dan PKS, hal itu justru bisa merusak citra Partai Demokrak. Mitra koalisi yang royal terhadap pemerintah juga bisa berubah pikiran.

Liputan6.com, Jakarta: Burhanuddin Muhtadi menilai, jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tetap mempertahankan Partai Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera atau PKS dalam koalisi, hal itu justru bisa merusak citra Partai Demokrat.

"Kalau misalnya SBY mempertahankan Golkar dan PKS, itu SBY sama saja mempermalukan Anas Urbaningrum serta elit Demokrat yang lain," kata pengamat politik dari Lembaga Survei Indonesia itu di Jakarta, Rabu (2/3). "Karena, selama ini elit Demokrat yang paling kencang mengalami tekanan batin dengan perilaku Golkar dan PKS."

Selain itu, lanjut Burhanuddin, mitra koalisi yang loyal selama ini terhadap pemerintah bisa berubah pikiran. "Mereka merasa tidak ada insentifnya dengan mendukung pemerintahan kalau Golkar dan PKS tetap dipertahankan," ucapnya.

Kemarin, pimpinan pengurus lengkap Partai Golkar menegaskan siap menerima apa pun keputusan Presiden SBY, termasuk dicoret dari Sekretariat Gabungan partai koalisi. Partai Keadilan Sejahtera juga memberikan sinyal untuk bersiap keluar dari partai pendukung pemerintah [baca: Golkar dan PKS Ikhlas Mundur].

Hubungan Partai Demokrat dan partai-partai koalisi sepanjang dua tahun terakhir ini cenderung mengalami pasang surut. Dari skandal Bank Century hingga hak angket perpajakan sejumlah partai koalisi terus berbeda sikap, terutama Golkar dan PKS.(BOG)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.