Sukses

Perludem: Pernyataan La Nyalla soal Mahar Bisa Jadi Momentum

Titi menilai, pernyataan La Nyalla terkait mahar politik jangan dianggap sepele.

Liputan6.com, Jakarta - Pernyataan La Nyalla Mattalitti tentang mahar yang diminta Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Pilkada Jatim, dinilai sebagai momentum membongkar praktik politik uang. Hal ini diungkapkan Koordinator Perludem Titi Anggraeni dalam sebuah diskusi di Resto Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat. 

"Saya kira ini momentum, ini harus digunakan Kapolri untuk membuktikan komitmennya memberantas politik uang, termasuk di dalamnya mahar politik," kata Titi Anggraeni, Sabtu (13/1/2018).

Titi menilai, pernyataan La Nyalla terkait mahar politik jangan dianggap sepele. Patokan uang sebagai penggerak roda partai, tidak sepatutnya ditagihkan kepada seseorang untuk mencalonkan diri sebagai kepala daerah.

"Jadi permintaan sekian uang dengan alasan pembiayaan saksi, tidak boleh dianggap sesuatu yang biasa, praktik korupsi politik justru bermuara dari hal yang seperti ini," tegasnya.

Sebab, menurut Titi, bila sosok tersebut benar diusung dan terpilih, maka orientasinya adalah bagaimana memperkaya diri untuk mengembalikan modal.

"Dia akan melakukan upaya untuk membalikkan modal besar yang sudah dia keluarkan di pilkada," ujar Titi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sudutkan Prabowo?

Terkait aksi La Nyalla Mattalitti yang buka-bukaan soal uang politik, Ketua DPP Gerindra Bidang Hukum, Habiburokhman, santai menanggapi tudingan La Nyalla itu. Menurut dia, itu adalah hal biasa.

"Pak Prabowo disudutkan sudah biasa, kemarin dibikin meme, mirip Hitler gitu kan?" kata Habiburokhman usai diskusi di Resto Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (13/1/2018).

Apalagi, menurut dia, La Nyalla tidak punya cukup bukti atas pernyataan yang dia sampaikan terkait pencalonan dia di Pilkada Jatim 2018.

"Paling penting Pak La Nyalla sendiri bilang tidak punya bukti, tapi berani sumpah pocong, jadi jelas-jelas dasarnya sumpah pocong," ungkap Habiburokhman.

Dia pun memperingatkan, pihaknya tidak akan segan melaporkan La Nyalla ke polisi bila terus menyeret sang ketua umum ke dalam lingkaran cerita yang diklaim tak beralasan tersebut.

"Kalau sampai menyebut-nyebut nama Pak Prabowo, saya ingatkan jangan seolah-olah ingin membuat gimik, membuat suatu yang seksi sehingga mendapatkan atensi dari media dan sebagainya. Jangan main-main ke situ," dia memungkasi.

Dalam kesempatan yang sama, Komisioner Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Rahmat Bagja berencana memanggil Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Dia berharap dengan pemanggilan itu, mantan Danjen Kopassus itu bisa memperjelas pernyataan mahar politik yang dituduhkan La Nyalla Mattalitti.

"Kami sudah memanggil La Nyalla di Bawaslu Jawa Timur dan juga akan memanggil Pak Prabowo ini biar jelas," kata Rahmat dalam diskusi tersebut.

Mahar politik mencuat setelah La Nyalla Mattalitti buka-bukaan terkait dugaan adanya permintaan uang miliaran rupiah dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto kepada dirinya.

La Nyalla mengaku melaporkan hal tersebut ke para ulama di Jatim dan Jakarta yang telah mendukungnya. Termasuk kepada Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais dan Rachmawati.

Kepada Amien dan Rachmawati, La Nyalla menyatakan, dirinya bukan tak sanggup mengemban tugas dari Gerindra soal syarat uang. Ia hanya ingin rekomendasi sebagai cagub Jatim keluar dahulu sebelum membayarkan uang miliaran rupiah yang diminta Prabowo.

Saksikan video di bawah ini:

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.