Sukses

Eks Walkot Jakut Rustam Effendi: Saya Tak Pernah Musuhi Ahok

Rustam membantah ada kabar bahwa orang-orang yang pernah berkonflik dengan Ahok akan mendapat jabatan kembali.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melantik kembali Rustam Effendi menjadi Kepala Biro Administrasi Sekretariat Daerah. Rustam mengakui kabar kenaikan pangkat itu didapat secara mendadak. Saat ini, dia menjadi pejabat eselon II.

"Saya kan memang masih PNS dari kemarin. Kebetulan dikasih amanah lagi. Penunjukan baru tadi dikasih tahu. Memang dadakan," kata Rustam di Balai Kota Jakarta, Rabu (10/1/2018).

Rustam membantah ada kabar bahwa orang-orang yang pernah berkonflik dengan Ahok akan mendapat jabatan kembali. Ia mengaku sejak awal tidak pernah bermusuhan dengan Ahok.

"Saya tidak pernah musuhi Ahok lho, cuma saya tidak mau gabung dengan Ahok. Saya enggak pernah musuh sama Ahok," tegas dia.

Sementara itu, Anies mengatakan, tidak ada alasan khusus penarikan Rustam kembali menjadi pejabat.

"Enggak ada yang khusus. Orang baik itu. Sayang betul orang baik kerja serius, prestasi baik. Mudah-mudahan dia bisa berprestasi lebih baik," kata Anies.

Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu menyebut, perombakan kali ini berdasarkan kompetensi dan prestasi.

"Semua berdasarkan kompetensi, relevansi, prestasi, dan dilakukan promosi," jelas Anies.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kisah Rustam dengan Ahok

Hubungan Rustam Effendi dengan Ahok terbilang tidak baik. Terlebih ketika Ahok menyentil kinerja Rustam yang dinilai lamban membereskan permukiman liar di kolong Tol Ancol, Jakarta Utara.

Dalam rapat dengan pejabat satuan kerja perangkat daerah (SKPD), Jumat 22 April 2016, Ahok yang kala itu menjabat gubernur DKI menyebut Rustam banyak alasan saat tidak sanggup menjalankan instruksinya. Dengan nada canda, Ahok menyebut Rustam bagian dari Yusril Ihza Mahendra yang dulu bakal calon gubernur DKI.

Namun gurauan itu menusuk hati Rustam. Ia pun menorehkan perasaannya dalam catatan di akun Facebook. Dalam salah satu tulisannya, dia mengaku kecewa dengan Ahok yang melontarkan tudingan seperti itu. Dia menganggap tuduhan berpolitik dan bersekongkol dengan Yusril sangat menyakitkan.

Hubungan keduanya kian buruk setelah Ahok menyindir Rustam sebagai anggota geng golf. Mereka yang tergabung dalam kelompok itu disebut memiliki keuntungan, yaitu dapat naik jabatan lebih cepat.

Tak tahan dengan kondisi tersebut, Rustam memutuskan untuk mundur. Dia berdalih alasan pengunduran dirinya lantaran tidak memiliki kemampuan, seperti yang diharapkan Ahok.

"Nah, sebagai bawahan yang dinilai atasan kinerjanya masih kurang, saya berpikir, ya, sudah, saya mengundurkan diri saja," kata Rustam.

Tak lagi menjabat Wali Kota Jakarta Utara, Rustam pun dioper sebagai staf di Badan Pendidikan dan Pelatihan DKI Jakarta. Tempat ini dulu acap disebut sebagai penampungan orang-orang yang distafkan Ahok.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.