Sukses

DPR Minta Polri Usut Kasus Pengiriman Peluru Tajam ke Papua

Politikus dari PDIP itu menilai adanya kasus ini dikhawatirkan bisa mengganggu keamanan jelang Pilkada Papu.

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi II DPR Komarudin Watubun meminta kapolri dan Panglima TNI mengambil langkah tegas terkait terungkapnya kasus pengiriman peluru tajam dalam tujuh koli paket pengiriman lewat udara ke Papua beberapa waktu lalu.

Politikus dari PDIP itu menilai kasus ini dikhawatirkan bisa mengganggu keamanan dan kelancaran pilkada di wilayah tersebut.

"TNI/Polri harus segara mengambil tindakan hukum yang cepat dan tegas terkait kasus ini," ujar Komar memalui pesan tertulis, Jakarta, Kamis (4/1/2017).

Komar menyatakan, jangan sampai rakyat menjadi korban sementara ada pihak-pihak lain yang menikmati bahkan bergembira di atas penderiraan rakyat papua.

Menurutnya, saat ini keseriusan dan keinginan besar Presiden Jokowi membangun Papua dengan sepenuh hati perlu didukung penuh.

"Sangat disayangkan jika komitmen dan perjuangan Presiden Jokowi yang besar, namun masih ada gerakan gerakan yang menghambat yang akhirnya menodai hati rakyat Papua," ujar politikus dapil Papua ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bangun Papua dengan Hati

Sebelum Jokowi jadi presiden, lanjut dia, Komar telah berpesan khusus untuk membangun Papua dengan hati nurani karena Indonesia tanpa Papua bukan Indonesia.  

"Saat itu saya sampaikan bangun Papua dengan hati nurani jangan dengan janji-janji dan Jokowi menjawab dengan tegas bahwa harta dan kekayaan yang berlimpah di Papua harusnya prioritas bangun Papua bukan yang lain," ujar dia.

Sebelumnya, Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane mengungkap adanya pengriman paket peluru tajam milik sipil di Makassar, Sulsel yang akan dikirim ke Jayapura.

Isu yang berkembang pengiriman peluru tajam itu diduga untuk mengganggu keamanan dan ketertiban menjelang pergantian tahun atau proses Pilkada 2018.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.