Sukses

KPK Periksa Mirwan Amir dan Wagub Jambi dalam Kasus Berbeda

Terlihat hadir hari ini, anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar Melchias Markus Mekeng dan Fraksi Partai Demokrat Mirwan Amir.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah saksi terkait kasus mega korupsi e-KTP kembali dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Di awal tahun ini KPK memanggil politisi di DPR sebagai saksi untuk mendalami keterangan dari mereka.

Terlihat hadir hari ini, anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat Mirwan Amir. Keduanya akan dimintai keterangan sebagai saksi untuk tersangka kasus mega korupsi e-KTP, Markus Nari.

Mirwan terlihat tiba di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, sekitar pukul 09.30 WIB, Kamis (4/1/2018), untuk memberikan keterangan seputar kasus korupsi e-KTP.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Suap RAPBD Jambi

Tak hanya memeriksa sejumlah saksi terkait tersangka kasus mega korupsi e-KTP, hari ini KPK juga akan memeriksa sejumlah saksi terkait kasus suap pengesahan RAPBD Provinsi Jambi Tahun 2018.

Saksi-saksi yang dipanggil di antaranya Wakil Gubernur Jambi Fachrori Umar, Ketua Komisi I DPRD Provinsi Jambi Tadjuddin Hasan, Kepala Kantor Perwakilan Amidy dan PNS/Kasubbag Perbendaharaan Bakeuda Provinsi Jambi Ryan. Mereka akan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Asisten Daerah III Pemprov Jambi Saifuddin.

KPK juga akan memeriksa seorang saksi untuk kasus yang sama, yakni Plt Kadis PUPR Provinsi Jambi Arfan, sebagai saksi untuk tersangka anggota DPRD Provinsi Jambi Supriyono.

Sebelumnya, KPK menetapkan empat orang tersangka dalam kasus ini, yakni anggota DPRD Provinsi Jambi Supriyono, Plt Sekretaris Daerah Jambi Erwan, Plt Kadis PUPR Arfan, dan Asisten Daerah III Syaifuddin.

Supriyono yang merupakan anggota DPRD Jambi periode 2014-2019 diduga telah menerima hadiah atau janji terkait pengesahan APBD Jambi 2018 dari Erwan, Arfan, dan Saifuddin.

Dalam kasus yang bermula dari OTT ini, KPK mengamankan uang sebesar Rp 4,7 miliar dari total suap yang diduga mencapai Rp 6 miliar.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.