Sukses

Muhaimin Hadir di Peresmian Kereta Bandara, Ini Penjelasan Jokowi

Sosok Cak Imin, bukan hanya ikut mendampingi Jokowi saat meresmikan saja. Dia pun ikut menjajal kereta bandara dan bahkan duduk bersama.

Liputan6.com, Jakarta - Selain menggenakan kaos oblong, ada yang menarik saat Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Stasiun Bandara Soekarno-Hatta, hari ini. Yaitu kehadiran Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

Sosok Cak Imin, bukan hanya ikut mendampingi Jokowi saat meresmikan saja. Dia pun ikut menjajal kereta bandara dan bahkan duduk bersama.

Jokowi mengatakan, dirinya dan Muhaimin sudah lama tak bertemu.

"Ya saya lama dengan beliau enggak ketemu. Terus kemarin saya telepon. Saya bilang ketemu di bandara saja, sambil naik kereta bandara," ucap Jokowi di Jakarta, Selasa (2/1/2018).

Jokowi menegaskan, dialah yang meminta Cak Imin hadir dalam peresmian kereta bandara itu.

"Ya direncanakan. Saya telepon beliau, janjian ajahlah besok pagi naik kereta bareng-bareng," tutur Jokowi.

Lalu apa yang dibicarakan Jokowi dan Cak Imin?

"Ngobrolin kereta. Tanya Cak Imin gantian," tukas Jokowi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jadi Cawapres Jokowi?

Anggota Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Maman Imanulhaq menyebut Ketua Umum partainya Muhaimin Iskandar atau Cak Imin terus didorong menjadi Calon Wakil Presiden (Cawapres) 2019 mendatang.

Hal ini diakui Maman sudah muncul sebelum Revisi Undang-undang Pemilihan Umum (Pemilu) diketok. Menurutnya, banyak partai yang mendukung Cak Imin masuk dalam bursa cawapres 2019.

"Itu ternyata diamini oleh banyak orang termasuk teman-teman Gerindra, Demokrat, dan sebagainya, karena kita butuh banyak pilihan nama," ujar Maman ketika dihubungi di Jakarta, Jumat (10/11/2017).

Dia menilai, saat ini suasana politik sangat berbeda jika dibandingkan dengan zaman Soeharto atau Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Inikan suasana politik yang berbeda zaman ketika dimana kita berfikir siapa yang gantinya Soeharto, siapa yang gantinya SBY dulu, sekarang kita harus meyakinkan bahwa selalu ada potensi di anak-anak bangsa ini untuk menggantikan pimpinan nasional," ucapnya.

Tetapi, lanjut Maman, akhirnya UU Pemilu diketok dan PKB tidak bisa mengusung calon presiden.

"Tetapi akhirnya Undang-undang Pemilu diketok dan PKB ada di posisi setuju 20 persen itu sehingga mau tidak mau, kita sadar bahwa kita tidak bisa mendorong Cak Imin menjadi presiden tetapi cukup wakil presiden," paparnya.

Meski begitu, Maman menegaskan jika dukungan ini bukan resmi dari partainya. Dia menyebut, hingga saat ini PKB belum melakukan deklarasi apapun.

"Kami lebih mengadakan beberapa titik relawan, ada juga komunitas-komunitas," tutur dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini