Sukses

Jatuh Bangun Dedi Mulyadi Bertarung di Jabar 1

Turbulensi politik di dalam tubuh Beringin akhirnya mengubah kebijakan partai.

Liputan6.com, Jakarta - "Ini lagi siapin semua persyaratan, SKCK, catatan polisi, lain-lain. waktunya sudah mepet, harus selesai. Januari harus daftar," kata Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dari balik telepon, Kamis (28/12/2017).

Dedi yang juga merangkap sebagai Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Golkar Jabar sempat tersingkir oleh partai yang menaunginya. Golkar yang dikomandoi Setya Novanto, memilih mengusung Wali Kota Bandung Ridwan Kamil atau Emil untuk kontestasi merebut kursi Jawa Barat Satu.

Turbulensi politik di dalam tubuh Beringin akhirnya mengubah kebijakan partai. Setelah Setya Novanto ditahan KPK dan menjalani persidangan, Musyawarah Besar Luar Biasa (Munaslub) memilih Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Golkar. Di munaslub, Dedi diberikan mandat sebagai ketua Munaslub Golkar.

Beberapa hari sebelum munaslub, Golkar resmi mencabut dukungan kepada Ridwan Kamil.

"Ini kan jalan yang saya tempuh, setelah sekian lama berproses di Golkar, dan saya sedang diuji," kata Dedi Mulyadi merespons pernyataan Ketua Umum Golkar yang menetapkan dirinya sebagai calon gubernur Jabar dari Golkar.

Sinyal Airlangga memilih Dedi untuk bertarung di Pilkada Jabar sudah terendus. Dedi diberikan waktu sampai dengan 2 Januari 2017 untuk membangun koalisi politik dengan partai.

Langkah cepat itu dia buktikan dengan merangkul Demokrat setelah beberapa jam diputuskan PKS, kemarin. Sebelumnya, Demokrat berkongsi dengan PKS mengusung Deddy Mizwar dan Ahmad Syaikhu. PKS yang dinakhodai Sohibul Imam akhirnya memantapkan langkah di Pilkada Jabar berkoalisi dengan PAN dan Gerindra. Mereka mengusung Letjen (Purn) Sudrajat dan Ahmad Syaikhu.

"Dari perintah bangun koalisi politik hanya satu jam, langsung saya laksanakan," kata Dedi.

Golkar dan Demokrat bertemu kemarin dan langsung sepekat untuk berkoalisi di Pilgub Jabar.

"Alhamdulillah, kami sepakat dengan Partai Golkar untuk bersama-sama mengarungi perpolitikan di Jabar ini," kata Ketua DPD PD Irfan Suryanegara dalam jumpa pers di Bandung, Rabu, 27 Desember 2017.

Setelah ini, Irfan menuturkan, pihaknya akan menyampaikan kepada DPP partai berlambang Mercy itu untuk segera mengeluarkan surat keputusan (SK) pencalonan cagub/cawagub di Pilgub Jabar 2018.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jodoh

Adapun Dedi menyebut ada kesamaan visi, orientasi, dan kebijakan yang sama dengan Deddy Mizwar untuk membangun Jawa Barat.

"Ini yang disebut jodoh, kita akan jalani," kata Dedi.

Pertemuan kemarin, diakui Dedi, tidak membahas soal posisi. "Kami bicara soal kesetaraan koalisi, bukan posisi," ujar Dedi.

Lalu, bagaimana dengan PDIP yang pernah bersepakat dengan Golkar Jabar untuk memenangi pilkada serentak di Jabar?

Terkait hal itu, Dedi mengakui proses tersebut sempat terhenti ketika Setya Novanto memutuskan untuk mendukung Ridwan Kamil.

"Sejak itu ya jalan masing-masing, jadi problemnya itu," ucap Dedi.

Ada rencana untuk silaturahmi dengan Ridwan Kamil usai Ketum resmi menunjuk anda maju Pilkada Jabar?

"kalau saya kan mudah disilitaturahmiin, ditelepon diangkat, saya mah orang kampung," seloroh Dedi.

3 dari 3 halaman

Tutup Pintu untuk Emil

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto memastikan partainya tidak akan kembali mengusung Ridwan Kamil sebagai calon gubernur Jawa Barat. Dia mengatakan Partai Golkar mantap mengusung Bupati Purwakarta, Dedy Mulyadi, pada pertarungan Pilgub Jawa Barat 2018.

Terlebih dengan sudah ada kesepakatan dengan Demokrat akan menyandingkan Dedy dengan Deddy Mizwar.

"Saya rasa tidak (balik ke Ridwan Kamil)," kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Rabu 27 Desember 2017.

Menteri Perindustrian itu menuturkan partai beringin tengah mendiskusikan siapa yang akan menjadi calon wakil gubernur Jawa Barat yang akan mendampingi Dedy. Namun, dia tidak menyebut nama yang dilirik, termasuk Deddy Mizwar.

"Wakilnya sedang kita bahas dengan partai-partai lain. Jadi diharapkan mungkin dalam waktu sebelum nanti itu akan mengerucut ke satu, dua nama," Airlangga menjelaskan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.