Sukses

Top 3 News Hari Ini: Sikap Emil Usai 'Cerai' dari Golkar

Top 3 news hari ini, alasan dukungan untuk Ridwan Kamil dicabut karena tak kunjung merespons surat yang dikirimkan terkait Daniel Mutaqien.

Liputan6.com, Jakarta - Top 3 news hari ini, langkah Wali Kota Bandung Ridwan Kamil untuk menduduki kursi Gubernur Jawa Barat dalam Pilkada Jabar 2018 harus terhenti. Ibarat sebuah perkawinan, talak tiga sudah dijatuhkan Golkar kepada pria yang karib disapa Emil ini.

Salah satu alasan pencabutan dukungan untuk Ridwan Kamil karena Emil tak kunjung merespons surat yang dikirimkan terkait penetapan pasangan bakal calon wagub Daniel Mutaqien.

Sementara itu, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyatakan, pencabutan dukungan terhadap Emil sudah melalui kajian mendalam. Dia juga menepis dugaan adanya timbal balik dalam putusan tersebut.

Lantas bagaimana sikap Emil setelah Golkar menarik dukungannya?

Sementara itu, pemberian imunisasi difteri kepada masyarakat terus digalakkan pemerintah pusat dan daerah. Hal ini menyusul mewabahnya kuman difteri hingga menyebabkan korban meninggal.

Meski dampaknya terbilang mengerikan, hingga kini masih banyak para orangtua yang tetap tidak ingin anaknya di imunisasi difteri. Ada yang beranggapan, vaksin difteri mengandung zat yang diharamkan agama. 

Berikut berita terpopuler dalam Top 3 News Hari Ini

1. HEADLINE: Bagaimana Peluang Ridwan Kamil Setelah Diputus Golkar?

Ketua Umum Golkar Setya Novanto, Ridwan Kamil dan Daniel Muttaqien berfoto bersama menunjukan surat keputusan (SK) pengusungan usai pengumuman Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat di DPP Golkar, Jakarta, Kamis (9/11). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Tanpa pemberitahuan apa pun, selembar surat dari DPP Partai Golkar yang muncul Minggu 17 Desember 2017, menyatakan Ridwan Kamil tak lagi diusung partai berlambang beringin. Namun tiga parpol pendukung yang tersisa menyatakan tetap solid mendukung pria yang akran disapa Kang Emil.

Sementara itu, Ketua DPW Partai Nasdem Jabar, Saan Mustopa mengatakan, ada atau tidaknya Partai Golkar (17 kursi) masuk ke parpol koalisi pengusung, tidak berpengaruh terhadap pencalonan Emil di Pilkada Jabar 2018.

Bahkan, dia mengaku optimistis melihat popularitas dan elektabilitas Emil yang terus meningkat berdasarkan rilis sejumlah lembaga survei.

Hal senada juga diutarakan Wakil Sekjen PKB Daniel Johan. Dia meyakini, sosok serta kiprah Emil sudah sangat dikenal oleh warga Jabar. Terkait pasangan yang akan mendampingi sebagai bakal calon wakil gubernur, tiga parpol pengusung punya suara berbeda.

Selengkapnya... 

2. Komentar Menteri Agama Terkait Putusan MK soal LGBT

Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Keragaman pandangan muncul dari pemuka agama, akademisi, ahli kejiwaan, ahli sosial, dan sebagainya. Sebagian berpendapat, lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) muncul karena penyimpangan yang berakar dari masalah sosial.

Ada pula yang menganggap orientasi dan perilaku itu sebagai kutukan Tuhan. Pandangan lain mengatakan kondisi itu sebagai takdir karena sudah terjadi sejak lahir.

Terkait hasil uji materi Mahkamah Konstitusi (MK) soal LGBT, Menteri Agama Lukman Hakim Syaifudin meminta semua pihak menghormati setiap pandangan, namun tidak untuk mentoleransi aksi tersebut.

Dia mengajak masyarakat sebagai umat beragama untuk mengajak mereka kembali ke jalan yang benar. Bukan dijauhi atau dikucilkan.

Selengkapnya... 

3. Alasan Emak-Emak di Bogor Ogah Vaksinasi Anaknya

Seorang paramedis menyiapkan vaksin difteri untuk diberikan kepada siswa di sebuah sekolah dasar pada hari pertama sebuah kampanye di Tangerang, Senin (11/12). (AP Photo / Tatan Syuflana)

Bayi sejak usia 0 bulan wajib mendapatkan imunisasi. Namun di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, masih banyak bayi tidak mendapatkan suntikan vaksin karena pengaruh orangtua.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Agus Fauzi mengatakan, sekitar 94 persen bayi di Kabupaten Bogor belum mendapatkan imunisasi dasar wajib.

Hal ini disebabkan karena orangtua tidak mengizinkan anak diimunisasi karena adanya pendapat yang keliru mengenai imunisasi. Mereka menganggap vaksin difteri mengandung zat yang diharamkan agama.

Padahal, vaksin difteri telah mendapat jaminan halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Selengkapnya...

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini