Sukses

Tipu Daya Dukun Palsu Kian Marak, Apa Sebabnya?

Optimalisasi instrumen struktur pemerintahan dinilai menjadi cara efektif untuk mencegah terjadinya praktik penipuan berkedok dukun palsu.

Liputan6.com, Jember - Aparat Kodim Jember, kepolisian, dan petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengevakuasi sejumlah warga Dusun Sanggar, Kecamatan Pakusari, dari sebuah lubang galian sedalam 18 meter di kawasan perbukitan Desa Lampeji, Kecamatan Umbulsari. Dalam evakuasi itu empat orang dikeluarkan dengan selamat, sedangkan tiga lainnya dalam keadaan tewas.

Seperti ditayangkan Patroli Siang Indosiar, Minggu (17/12/2017), diduga para korban tewas karena terlalu banyak menghirup asap genset yang sebelumnya digunakan untuk menguras air dari lubang galian.

Kedelapan warga yang masih memiliki hubungan keluarga ini adalah kelompok pemburu harta karun. Mereka meyakini di lokasi tersebut terdapat harta karun peninggalan Bung Karno, Presiden pertama Indonesia.

Sementara itu, polisi yang memeriksa tempat galian tidak menemukan petunjuk adanya harta karun di lokasi tersebut. Petugas hanya menemukan beberapa peralatan yang diduga telah digunakan sebagai peralatan ritual. Petugas gabungan akhirnya membongkar lokasi ritual perburuan harta karun maut yang menewaskan tiga orang itu.

Usai insiden, polisi memeriksa intensif dua orang atas nama AB dan S yang berperan sebagai dukun dan menyuruh para korban melakukan penggalian di lokasi. Polisi menemukan unsur penipuan dalam kasus ini dan menetapkan keduanya sebagai tersangka. AB dan S meminta uang sebesar Rp 25 juta dari para pemburu harta.

Tak hanya itu, penipuan berujung maut dukun palsu juga terjadi Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Ratusan memadati hutan jati di kawasan Alas Roban guna melihat langsung evakuasi jenazah korban kedua pembunuhan dukun penggandaan uang yang dilakukan tim DVI Polda Jawa Tengah dan Inafis Polres Batang.

Korban yang sudah berwujud tengkorak ini diyakini sebagai Slamet alias Sugeng, juragan ayam yang menghilang sejak tiga tahun lalu. Kuat dugaan korban dibunuh saat dibujuk untuk menggandakan uang senilai Rp 100 juta.

Sebelum Sugeng, polisi juga telah mengevakuasi satu jenazah korban lainnya atas nama Restu Novianto yang hilang sejak pertengahan November lalu di area yang sama. Lokasi para korban berhasil ditemukan pihak kepolisian setelah mendapat pengakuan dari pelaku. Total dua jenazah korban berhasil ditemukan polisi.

Muslimin, sang dukun palsu pengganda uang, terpaksa ditembak kakinya saat akan ditangkap. Pelaku mengaku nekat membunuh para pasiennya lantaran mengelak saat ditagih uang hasil penggandaannya.

Atas peristiwa yang terjadi, Sosiolog Hery Prasetyo mengungkapkan banyaknya anggota masyarakat yang kini terjebak praktik aksi tipu-tipi dukun palsu. Hal ini lantaran dilatarbelakangi desakan ekonomi yang kemudian membuat seseorang begitu terobsesi untuk mendapatkan harta dalam waktu singkat.

Menurut Hery, selain pendekatan dari sisi agama, optimalisasi instrumen struktur pemerintahan dinilai sebagai salah satu cara efektif untuk mencegah terjadinya praktik penipuan berkedok dukun palsu.