Sukses

Dokter Yo, Penolong Pasien Miskin di Malang

Tersentuh oleh kemiskinan tetangganya, sejak 1997 Yohandoyo tidak lagi memungut bayaran dari pasien tidak mampu. Ia bahkan memutuskan menyekolahkan ratusan anak-anak tidak mampu di tempat tinggalnya.

Liputan6.com, Malang: Pengalaman menangani pasien miskin, mengantarkan dokter Lukas Yohandoyo pada keputusan menyekolahkan ratusan anak tidak mampu di sekitar tempat tinggalnya di Malang, Jawa Timur. Tersentuh oleh kemiskinan tetangganya, sejak 1997 Yohandoyo tidak lagi memungut bayaran dari pasien tidak mampu.

Pria berusia 71 tahun yang akrab dipanggil dokter Yo ini justru tertarik mengetahui penyebab ketidakmampuan para pasiennya. "Kasihan saya begitu lihat para pasien tidak mampu bayar. Saya lantas tersentuh dan bahkan menangis mendengar cerita mereka. Saya lantas memutuskan untuk membantu mereka," ujar dokter Yo seperti ditayangkan dalam Liputan6 Siang, Ahad (6/2).

Berbekal uang pribadi dan dana dari seorang donatur anonim, dokter Yo membangun Yayasan Sosial Agape yang berarti cinta kasih tulus. Dibantu lima staf tetap, dokter Yo mengajarkan berbagai jenis keterampilan kepada masyakarat sekitar. Mulai dari tari daerah, kursus komputer untuk anak-anak, menjahit buat para ibu hingga bengkel dan pertukangan bagi para ayah.

Awalnya, niat baik dokter Yo ini tak langsung diterima oleh masyarakat. Banyak pihak memandangnya sebelah mata. Dukungan seluruh anggota keluarga-lah yang kemudian menjadi sumber semangat ayah empat anak dan kakek 10 cucu ini untuk terus membantu kaum papa. Terutama, adanya perhatian dari sang istri tercinta, Herlani yang selalu setia mendampingi.

"Sempat ada warga yang bertanya kepada saya: Kenapa Pak? Ada maksud apa bapak mau menolong orang-orang miskin di kampung ini? Zaman sekarang mana ada orang seperti bapak," ungkap dokter Yo menirukan ucapan warga ketika itu.

Meski sempat ditentang, dokter Yo jalan terus. Biaya operasional yang lumayan besar pun ia tanggung bersama sang donatur. Dalam satu bulan, dokter Yo mengeluarkan biaya operasional paling sedikit Rp 10 juta. Tiap tahun ajaran baru, sang dokter juga harus menyiapkan Rp 130 juta dana pendidikan bagi ratusan anak asuhnya. Salah satu anak asuh pertamanya, Agus, kini telah jadi instruktur bimbingan belajar.

Pengalaman delapan tahun sebagai manajer tim sepakbola Persema Malang di masa muda membuat pria asal Pekalongan, Jawa Tengah ini terbiasa memotivasi siapa saja. Meski tidak muda lagi, ditemani sang putra, Febi, dokter bersahaja ini selalu berkeliling menawarkan bantuan. Dokter Yohandoyo berharap upaya membantu sesama akan memotivasi orang-orang berpunya untuk berbuat lebih banyak bagi sesama. Jadi, bukan hanya sekadar berkata-kata.(CHR/ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.