Sukses

Warga Dengar Dentuman Keras dari Gunung Agung

Sejumlah warga dilaporkan mendengar dentuman keras dari Gunung Agung.

Liputan6.com, Karangasem - Sejumlah warga dilaporkan mendengar dentuman keras dari Gunung Agung. Meski berjarak 7 kilometer dari puncak kawah Gunung Agung, dentuman itu terdengar cukup jelas.

Bahkan, warga mendengar dentuman itu sebanyak dua kali. Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Devy Kamil Syahbana membenarkan hal tersebut.

"Warga ada yang melaporkan mendengar dentuman dari jarak 7 kilometer," kata Devy di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Selasa (29/11/2017).

Saat warga mendengar dentuman keras rupanya Gunung Agung ‎tengah dihantam gempa tremor overscale yang terjadi mulai 17.24 Wita hingga pukul 18.00 Wita.

Pada pukul 17.25 Wita terekam gempa letusan yang bermakna adanya pelepasan energi yang merupakan dorongan magma. ‎Belum terpantau material apa saja yang dimuntahkan oleh gunung setinggi 3.142 Mdpl tersebut.

"Belum terpantau," ucap Devy.

Saat berita ini disusun, gempa tremor masih berlangsung meski sudah tidak overscale. "Tremornya masih, tapi overscale-nya sudah selesai," ujarnya.

Saat ini, situasi di sekitar gunung yang terletak‎ Kabupaten Karangasem itu tengah mendung. Angin bertiup lemah ke arah barat daya. Suhu udara 23-24 derajat Celsius dengan tingkat kelembaban udara 90-91 persen.

Secara visual Gunung Agung tertutup kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. Gempa vulkanik dangkal terjadi 8 kali dengan amplitudo 2-5 mm durasi 10-17detik. ‎Gempa letusan terjadi satu kali dengan amplitudo 5 mm durasi 120 detik.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jauhi Zona Bahaya

Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, Margowiyono mengimbau masyarakat tidak melakukan aktivitas apa pun di Zona Perkiraan Bahaya. Radiusnya 8-10 kilometer dari kawah Gunung Agung.

"Zona perkiraan berbahaya ini sifatnya bisa berubah bergantung pada arah dan kecepatan angin," tuturnya.

Kemensos terus memantau ketersediaan bahan makanan para pengungsi. Tim layanan dukungan psikososial (LDP) diterjunkan untuk memberikan trauma healing kepada pengungsi. Yang terutama, kata Margowiyono, kelompok rentan, yaitu lansia, ibu hamil, difabel, dan anak-anak.

"Khusus di GOR Swecapura, Kak Seto dan Kak Henny kami datangkan untuk menghibur anak-anak di pengungsian. Secara keseluruhan insyaallah pemerintah sudah sangat siap melakukan berbagai perlindungan masyarakat terdampak," terangnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.