Sukses

BNPB: Abu Vulkanik Gunung Agung Tertarik Badai Cempaka

Abu vulkanik Gunung Agung terus bergerak ke arah selatan-barat daya.

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Agung kembali erupsi pada 28 November 2017. Akibatnya, abu vulkanik Gunung Agung saat ini masih berada di ketinggian 25 ribu kaki. Abu itu terus bergerak ke arah selatan-barat daya.

"Abu vulkanik di ketinggian 25 ribu feet bergerak ke selatan-barat daya," tulis Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam akun Twitter-nya, Rabu (29/11/2017).

Menurut Sutopo, pergerakan abu vulkanik Gunung Agung itu lantaran mengikuti siklon badai Cempaka.

"Mengikuti tarikan siklon Cempaka," tulis Sutopo.

Akibat abu vulkanik Gunung Agung ini, penutupan Bandara Iternasional I Gusti Ngurah Rai diperpanjang hingga 30 November 2017 pukul 07.00 Wita.

Saat ini, keberadaan Badai Cempaka ada di Pulau Jawa sisi selatan. Pusat tekanan rendah ini memicu munculnya gelombang tinggi dan berpotensi menyebabkan cuaca ekstrem, terutama di Pulau Jawa bagian selatan, terutama di Kabupaten Banyumas, Cilacap, dan Kebumen, Jawa Tengah.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Picu Cuaca Ekstrem

Prakirawan BMKG Pos Pengamatan Cilacap, Rendy Krisnawan, mengatakan, gelombang di perairan Samudra Hindia berpotensi mencapai 2,5-4 meter di perairan lepas. Sementara, di perairan pantai, ombak berpotensi setinggi 2 meter.

Ia mengimbau agar nelayan perahu kecil lebih waspada dan dan tak berlayar melebihi 5 mil laut. Dengan begitu, saat muncul gelombang tinggi, nelayan bisa memacu perahu ke arah pantai dan terhindar dari bencana.

"Gelombang setinggi itu berbahaya bagi pelayaran, baik perahu kecil maupun besar," katanya, di Cilacap, Selasa, (28/11/2017).

Dia menerangkan, badai siklon tropis Cempaka juga menarik bibit awan hujan sehingga terkumpul di Jawa bagian selatan. Akibatnya, tiga hari ke depan berpotensi terjadi hujan sangat lebat atau cuaca ekstrem yang dapat meningkatkan risiko bencana, banjir dan tanah longsor.

Pusat tekanan rendah juga memicu meningkatnya kecepatan angin hingga 20-30 knot, sehingga rawan menyebabkan kerusakan dan pohon tumbang. Hujan lebat disertai petir juga berpontensi besar terjadi di Jawa bagian selatan.

Saksikan video di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.