Sukses

Getaran Galian di Lokasi Ganggu Pemantauan Gunung Agung

Getaran galian itu mirip tremor menerus yang tengah mengguncang Gunung Agung.

Liputan6.com, Karang Asem, Bali - Aktivitas yang tersebar di sekitar kaki Gunung Agung rupanya cukup mengganggu pengamatan Gunung Agung di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali.‎

Betapa tidak, aktivitas pengerukan pasir dan penghancuran batuan itu menggunakan alat berat. Dengan begitu, menimbulkan getaran mirip tremor menerus yang tengah mengguncang gunung setinggi 3.142 mdpl tersebut.

Tak dapat dihindari, getaran galian C dan tremor menerus tercampur sebagaimana terekam dalam seismograf PVMBG.‎

Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) I Gede Suantika mengakui hal tersebut cukup mengganggu.

"Jelas ada pengaruhnya. Tremor galian C terekam di seismograf. Lihat saja di sana itu (seismograf). Sebenarnya cukup mengganggu aktivitas pengamatan Gunung Agung," ujar Gede‎ saat ditemui di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Rabu (22/11/2017).‎

Beruntung, Suantika mengaku PVMBG memiliki metodologi untuk membedakan getaran menerus yang ditimbulkan oleh aktivitas galian C dan gempa tremor menerus Gunung Agung.

‎"Kita bisa mengidentifikasi mana getaran tremor yang berasal dari galian C, mana yang dari gunung api. Kami sudah punya metodologi membedakan tremor galian C dan Gunung Agung. Bisa kita pisahkan," katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Warga Diminta Tenang

Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, letusan Gunung Agung tersebut berjenis freaktik. Letusan freatik terjadi akibat adanya uap air bertekanan tinggi.

Gempa jenis ini disebutkan sulit diprediksi. Beberapa kali gunung api di Indonesia meletus freatik saat status gunung api tersebut Waspada (level 2).

"Seperti letusan Gunung Dempo, Gunung Dieng, Gunung Marapi, Gunung Gamalama, Gunung Merapi dan lainnya. Tinggi letusan freaktik juga bervariasi, bahkan bisa mencapai 3.000 meter tergantung dari kekuatan uap airnya," jelas dia.

Dia mengimbau masyarakat agar tetap tenang. Warga hendaknya mengikuti semua rekomendasi dari PVMBG.

"Masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung, wisatawan agar tidak berada, atau melakukan pendakian dan aktivitas apa pun di zona perkiraan bahaya, yaitu di dalam area kawah Gunung Agung dan radius 6 km dari kawah puncak Gunung Agung," ucap Sutopo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.