Sukses

Akrabnya Irjen Iriawan Bersama Anak Korban Penyanderaan di Papua

Asisten Operasi Kapolri Inspektur Jenderal Iriawan turun langsung ke Papua dalam misi pembebasan sandera di Kimbeli dan Utikini, Tembagapura

Liputan6.com, Jakarta - Asisten Operasi Kapolri Inspektur Jenderal Iriawan turun langsung ke Papua dalam misi pembebasan sandera di Kimbeli dan Utikini, Tembagapura. Mantan Kapolda Metro ini tampak begitu akrab dengan anak-anak Papua korban penyanderaan.

Iriawan tampak mengenakan seragam loreng khas Brimob. Rompi antipeluru dan helm pelindung tampak masih melekat di badan dan kepalanya.

Suasana di wilayah itu belum aman karena kelompok kriminal bersenjata (KKB) masih menyebar. Sesekali senda gurau terlontar dari mantan jenderal bintang dua ini.

Pasukan gabungan TNI-Polri telah membebaskan 600-an penduduk yang sempat menjadi sandera gerombolan kriminal bersenjata.

Meski telah dievakuasi, rasa takut dan trauma para korban tidak hilang begitu saja. Kekejaman dan intimidasi yang dilakukan KKB selama berhari-hari masih membekas.

Andri, salah satu korban, mengisahkan kondisi warga selama disandera KKB. Mereka dikumpulkan di dalam rumah atau kios yang ada di desa tersebut. Selanjutnya, barang berharga mereka dirampas.

"Suatu malam kita disuruh kumpul, baru HP (ponsel) diambil juga. Mereka juga paksa masuk ke kios-kios. Mereka paksa buka kios pakai kapak. Baru kita di dalam disuruh kumpul," ujar Andri kepada anggota Satgas Penanganan KKB, Papua, Minggu 19 November 2017.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Percobaan Perkosaan

Kelompok tersebut selalu menenteng senjata api dan senjata tajam selama menyandera warga. Selain merampas barang berharga, KKB Papua juga menjadikan warga sebagai tameng dari aparat.

"Mereka bawa senjata laras panjang, pistol, panah, kapak, sama parang. Kita dikumpulkan dan disuruh duduk di bawah," kata dia.

Kelompok tersebut tak segan-segan memukul warga yang tidak menuruti perintah mereka. Mereka beberapa kali menendang warga yang bergerak lambat saat dikumpulkan.

Bahkan, ada salah satu rekan Andri yang menjadi korban percobaan pemerkosaan oleh kelompok tersebut. Namun dengan berani, perempuan tersebut melawan meski harus menerima sejumlah pukulan.

"Mereka tendang kita yang lambat keluar dari kios. Parang ditaruh ke leher. Perempuan juga ada satu yang diancam akan diperkosa," kenang Andri.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.