Sukses

Cerita Otto Sempat Ditolak Keluarga Jadi Pengacara Setya Novanto

Seperti biasa, Otto kerap meminta pertimbangan keluarga sebelum mengambil satu keputusan. Terlebih ketika menangani perkara besar.

Liputan6.com, Jakarta - Advokat ternama Otto Hasibuan tidak serta-merta menerima permintaan Ketua DPR Setya Novanto untuk menjadi pengacaranya pada perkara dugaan korupsi proyek KTP elektronik. Sempat ada pergolakan sebelum akhirnya Otto bulat mengambil keputusan.

Otto mengatakan, permintaan ini dilakukan Setnov beberapa waktu lalu melalui pengacaranya, Fredrich Yunadi. Otto meminta waktu beberapa hari untuk menerima tawaran itu.

"Saya bilang kasih waktu saya buat mikir. Sampai satu hari saya pertimbangkan baik buruk, tapi akhirnya saya pikir saya ambil kasus ini jadinya dengan segala pertimbangan yang matang," ujar Otto saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Senin (20/11/2017).

Seperti biasa, Otto kerap meminta pertimbangan keluarga sebelum mengambil satu keputusan. Terlebih ketika menangani perkara besar. Dia tak menampik sempat ada penolakan dari keluarga untuk menangani perkara Setnov.

"Kita di keluarga itu, rapat juga. Kan saya minta dulu waktu sehari, ya biasalah di keluarga kan biasa pro-kontra, tapi akhirnya (menghasilkan keputusan) bulat," tutur dia.

Hal itu juga dilakukan Otto kala menangani kasus pembunuhan berencana dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso. Bahkan, saat itu, keluarga baru bisa satu suara di tengah-tengah persidangan berjalan.

"Sama seperti menangani Jessica. Kalau di Jessica waktu itu kan belum bulat, di tengah jalan baru bulat. Tapi ini (Setnov) sudah bulat," ucap Otto.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Alasan Otto

Otto Hasibuan ditunjuk sebagai penasihat hukum Ketua DPR Setya Novanto dalam perkara dugaan korupsi proyek pengadaan KTP elektronik. Otto mengaku memiliki pertimbangan yang matang untuk memutuskan mendampingi Setnov dalam perkara dugaan korupsi ini. 

"Karena saya lihat tidak ada alasan saya untuk menolak. Sebagai lawyer, kita kan harus ada alasan untuk menolak. Kedua, saya juga harus berpartisipasi dalam menegakkan hukum yang baik. Saya pikir dengan menangani kasus itu mudah-mudahan semuanya tetap on the track," ujar Otto.

Otto sadar betul mengenai citra yang disandang kliennya di masyarakat saat ini. Setnov dianggap sebagai pejabat yang "ngeyel" terhadap hukum. Beberapa kali terjerat kasus, tapi baru kali ini berstatus tersangka.

Namun, penilaian miring tentang Setnov ini yang justru memicu Otto mengambil keputusan untuk bersedia menjadi pengacara Ketua Umum Partai Golkar itu. Dia juga telah mempertimbangkan dampak dari keputusannya tersebut.

"Karena saya melihat ada ketidakpahaman masyarakat antara peranan lawyer dengan kliennya. Jadi, selama ini saya lihat bahwa masyarakat mengidentikkan lawyer dengan kliennya, padahal kan tidak sama. Kedua, sebenarnya yang menjadi persoalan kan bukan siapa kliennya, tapi bagaimana lawyer-nya menangani perkaranya," kata dia.

Dalam kesempatan ini, Otto menegaskan bahwa dirinya tidak membela Setnov sebagai pribadi, tapi dia membela kepentingan hukum Setnov.

"Kalau saya membela Setya Novanto, saya tidak bisa objektif. Sama kayak saya membela teman, akan membela mati-matian. Tapi, kalau kita membela kepentingan hukum, ya itu pasti objektif. Itulah yang harus dikesampingkan. Bagaimana caranya, ya tentu tidak mudah," ucap dia.

 

Saksikan vidio pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.