Sukses

Golkar Desak Munaslub untuk Cari Pengganti Setya Novanto

Saat ini, Setya Novanto tengah ditahan di rutan KPK.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil sekretaris Jenderal Partai Golkar Sarmuji mengatakan bahwa partainya harus memiliki figur baru sebagai Ketua Umum setelah Setya Novanto ditahan KPK.

"Pertama, Golkar sebagai organisasi tidak mungkin tanpa pemimpin dalam waktu yang lama," ujar Sarmuji melalui pesan singkat yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Senin (20/11/2017).

Menurutnya, kalaupun sistem organisasi partai tetap berjalan, tetapi tanpa pemimpin, pengambilan keputusan akan sulit menemui kata akhir. Hal ini, kata dia, akan sangat berbahaya bagi organisasi sebesar Golkar.

"Kedua, dalam menghadapi Pilpres dan Pileg nanti, pengajuan calon presiden dan calon anggota legislatif harus ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal atau sebutan lain berdasarkan Undang-undang Penyelenggaraan Pemilu Pasal 226 dan Pasal 247," paparnya.

Meski begitu, Sarmuji menegaskan tetap mendukung dan menghormati Setya Novanto untuk bisa tetap menjalani proses hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bisa berjalan.

"Kita dukung Pak Novanto untuk menempuh proses hukum demi mendapatkan keadilan sebagai warga negara, kita juga tetap menghormati Beliau sebagai orang yang berjuang membesarkan partai, tetapi kita juga tidak ingin menyia-nyiakan perjuangan Beliau dalam menjaga harapan partai untuk bisa menang dalam pemilu," kata dia.

Oleh karena itu, Sarmuji menegaskan musyawarah nasional luar biasa atau munaslub menjadi satu hal yang harus dilakukan oleh Partai Golkar.

"Oleh karena itu Munaslub menjadi keniscayaan yang harus dilakukan," tegas Sarmuji.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tunggu Perintah Setya Novanto

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Bobby Adhityo Rizaldi menyatakan, hingga saat ini DPP Golkar belum membahas siapa yang akan menggantikan posisi Setya Novanto sebagai Ketua Umum. Saat ini, Setya Novanto telah ditahan di rutan KPK atas kasus korupsi e-KTP.

"Kita masih menunggu perintah beliau (Setya Novanto), karena beliau masih menjadi ketua umum kami di partai dan organisasi," kata Bobby.

Anggota Komisi I DPR ini berujar, internal DPP Golkar hari ini menggelar rapat harian, namun tidak terkait kasus yang menimpa Setya Novanto di KPK.

"Rapat membahas pilkada dan kepartaian, tidak ada (membahas Setya Novanto)," ujar dia.

Bobby pun mengaku mengetahui soal kabar bahwa Sekjen Golkar Idrus Marham akan menggantikan posisi Seta Novanto. Tapi dia membantah kabar tersebut.

"Itu gosip, karena saya belum lihat suratnya. Masih belum ada itu pelaksana tugas," ucap Bobby.

Saksikan video di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.