Sukses

Keluarga: Dokter Penembak Istri di Cawang Kerjanya Cuma Main Game

Menurut Afifi, pelaku juga tidak betah jika punya kerjaan. Meski berprofesi sebagai dokter, selalu tidak sampai dua bulan dia bekerja.

Liputan6.com, Jakarta - Keluarga dokter yang tewas ditembak suaminya di Cawang, Jakarta Timur, geram dengan ulah pelaku yang tak lain adalah suami korban sendiri.

Terlebih, kata keluarga, selama lima tahun keduanya hidup bersama, sang suami atas nama Helmi itu tidak suka bekerja.

Kakak kandung korban, Afifi Bahtiar, mengatakan pelaku lebih sering bermain game.

"Helmi tidak pernah bekerja sebagai dokter. Istrinya, adik saya, yang kerja," tutur Afifi di rumah duka, Jalan Sunan Ampel, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (10/11/2017).

Menurut Afifi, pelaku juga tidak betah jika punya kerjaan. Meski berprofesi sebagai dokter, selalu tidak sampai dua bulan dia berhenti bekerja di mana pun tempatnya.

"Setiap diberi kerjaan, sebulan berhenti. Kerjaannya hanya main game. Kerja sebagai dokter sebulan. Ke Kalimantan pernah, enggak tahan, pulang. Selalu," kata dia.

Keluarga pun sudah banyak menasihati Letty perihal sikap suaminya itu. Tidak hanya korban, pelaku juga beberapa kali diajak bicara menyangkut masalah keluarga itu.

"Di klinik Az Zahra pernah dipekerjakan. Yang masukin kerjaan banyak adik saya," Afifi menandaskan.

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kerap Konsumsi Obat

Diketahui dokter Helmi, tersangka penembak istri di Cawang, Jakarta Timur, ternyata kerap mengkonsumsi obat penenang. Obat itu dia konsumsi ketika stres menyerangnya.

"Lanang tu (orang itu) sering minum obat penenang kalau stres," tutur adik ipar korban, Dedi Tantular, saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Jumat (10/11/2017).

Bahkan, Dedi menyebut kalau Helmi adalah seorang psikopat.

"Kakak ipar ambo tu pernah ndak dibakar (kakak ipar saya pernah akan dibakar)," kata dia.

Istri Dedi, Maya Savira Hosen, menambahkan Helmi dan Letty sering cekcok. Gugatan cerai pun dilayangkan setelah terjadi tindak Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang parah.

"Almarhumah telah melaporkan kasus pemukulan tersebut ke kepolisian setempat dan telah dilakukan visum," jelas Maya.

Korban penembakan di Cawang, dokter Letty Sultri, pernah melaporkan suaminya, dokter Helmi, ke polisi. Pada laporan tersebut, Helmi diduga melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

"Istrinya pernah melaporkan (dokter Helmi) soal kasus KDRT," ucap Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Timur, Kombes Sapta Maulana, saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis, 9 November 2017.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.