Sukses

GP Ansor Jatim Tawarkan 8 Kader Terbaik Maju Pilkada Serentak

GP Ansor Jatim merekom 8 kadernya ikut Pilkada serentak 2018, siapa saja mereka?

Liputan6.com, Bangkalan - Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) GP Ansor Jawa Timur yang digelar awal November lalu, menghasilkan sejumlah kebijakan terkait pengembangan organisasi. Di bidang politik, GP Ansor memunculkan delapan nama kader terbaik untuk kemudian direkomendasi maju Pilkada serentak 2018, baik pemilihan gubernur, walikota dan bupati.

Untuk Pilgub Jatim, nama Syaifullah Yusuf alias Gus Ipul dan Bupati Banywangi, Azwar Anas yang direkomendasikan sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur. Sedangkan untuk pilkada kabupaten dan kota, diurutan teratas muncul nama Hasani Zubair, ia direkomendasi sebagai calon bupati Bangkalan.

Kemudian nama Irsyad Yusuf calon bupati Pasuruan. Badrut Tamam calon bupati Pamekasan. Junaidi Malik sebagai Wakil Walikota Mojokerto. Toriqul Hak calon Bupati Lumajang, dan Khusainuddin sebagai calon Wakil Bupati Tulungagung.

Ketua GP Ansor Jatim, Rudi Tri Wahid membenarkan soal rekomendasi terkait pilkada itu. Menurut dia, jika Ansor memiliki kader terbaik dan berkualitas, maka organisasi berkewajiban mendistribusikan untuk menepati jabatan-jabatan strategis salah satunya lewat pemilukada.

"Mendistribusikan kader terbaik merupakan kebijakan GP Ansor," kata dia, Kamis, 9 November 2017.

Dia memastikan rekomendasi diputuskan tanpa intervensi pihak mana pun. Munculnya nama-nama murni berdasarkan penilaian kinerja dan peran dalam memajukan organisasi.

Contohnya Ketua GP Ansor Bangkalan, Hasani Zubair. Menurut Rudi, Hasani sudah lulus PKN yang merupakan tingkat pengkaderan tertinggi di GP Ansor. Selain itu, Hasani juga sudah dua periode jadi ketua dan berhasil menghidupkan ansor hingga ke desa-desa.

"Kalau di-ranking, GP Ansor Bangkalan salah satu PC terbaik di Jatim, dengan keberhasilan itu dia layak direkom jadi bupati," kata dia.

Lagi pula, kata dia, dari sisi sejarah, GP Ansor punya peran dalam berdirinya negara Indonesia. Atas peran di masa lalu itulah, GP Ansor masih berkwajiban mengawal NKRI dalam wujud menempatkan kader di jabatan strategis.

"Menempatkan kader terbaik merupakan wujud kecintaan kami pada NKRI," ujar dia.

Rudi memastikan rekomemdasi itu tidak hanya sebatas kertas dan akan dikawal. Tentu tidak mengatasnamakan GP Ansor karena Ansor dilarang terlibat politik praktis.

Caranya, kata dia, akan dibentuk tim atau jaringan lain dengan nama lain untuk mengawal dan mengeksekusi rekomendasi tersebut. Dia juga memastikan rekomendasi itu tanpa intervensi partai politik.

"Mana berani parpol intervensi Ansor," tegas dia.

Pengamat Politik Unesa, Awang Dharmawan menilai munculnya tokoh muda dari GP Ansor layak diapresiasi. Karena membuktikan kaderisasi Ansor berjalan baik, serta sejalan dengan tuntutan kepemimpinan yang diharapkan masyarakat.

Menurut Awang, munculnya nama-nama itu bukan sekedar memanfaatkan momen politik identitas, bahwa NU memiliki basis kuat di Jawa Timur. Tapi kader Ansor yang berkontestasi di pilkada Jatim, dituntut bisa menjaga nafas perkaderan yang bisa mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat.

"Artinya kapasitas kepemimpinan kader-kader Ansor sudah diakui publik, dan diharapkan dapat memberikan gagasan politiknya yang terbaik untuk masyarakat di Jatim," kata dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini