Sukses

Dinding Beton MRT yang Jatuh Ternyata Timpa 2 Pengendara

Pengendara motor, kata Hikmat, diketahui bernama Syamsudin. Dia mengalami luka memar dan lecet.

Liputan6.com, Jakarta Sebuah dinding beton (Parapet) di proyek pembangunan jalur MRT jatuh, Jumat malam kemarin. Hasil investigasi pelaksana proyek, insiden tersebut rupanya menimpa dua pengendara.

"Parapet ini menimpa kendaraan bermotor roda dua dan membentur mobil Daihatsu Xenia," kata Corporate Secretary PT MRT Jakarta Tubagus Hikmat dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Sabtu (4/11/2017).

Pengendara motor, kata Hikmat, diketahui bernama Syamsudin. Dia mengalami luka memar dan lecet.

"Korban telah diberi obat dan diperban pada bagian kaki oleh pihak rumah sakit. Korban sudah diizinkan untuk pulang malam itu juga," tutur Hikmat.

Sementara untuk kendaraan mobil yang menjadi korban, mengalami kerusakan di bagian belakang sisi kiri, yaitu lampu belakang sebelah kiri dan kaca sebelah kiri pecah serta goresan pada badan mobil sebelah kiri.

"Kondisi pengendara mobil tidak mengalami luka," kata Hikmat.

Hikmat menambahkan, semua kerugian material dan biaya pengobatan para korban ditanggung seluruhnya oleh kontraktor.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dihentikan Sementara

PT MRT Jakarta menghentikan sementara proyek pemasangan dinding beton atau parapet. Hal itu menyusul insiden jatuhnya dinding beton pada proyek MRT di Jalan Wijaya II, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat 3 November malam.

"Jadi untuk sementara ini, pekerjaan lifting di site ini dihentikan dulu," ujar Direktur Kontruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim di lokasi, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (4/11/2017).

Penghentian, kata Silvia, dilakukan sementara sambil menunggu hasil investigasi internal yang dilakukan PT MRT Jakarta.

"Kami juga akan tentukan sanksi dan indisipliner terhadap kontraktor dan bahkan mungkin terhadap individual jika memang ternyata ada kesalahan individual tertentu," kata dia.

Berdasarkan hasil investigasi sementara, kesalahan ada pada dua subkontraktor yang mengerjakan lifting parapet. Setidaknya ada dua kelalaian yang menyebabkan kecelakaan kerja itu terjadi.

Pertama, operator crane melakukan over extended sehingga menyebabkan alat berat tersebut kehilangan keseimbangan. Akibatnya, crane miring dan dinding beton seberat tiga ton itu terjatuh.

Kesalahan kedua, terdapat miskomunikasi antara pekerja yang ada di atas dan di bawah jembatan MRT. Mereka telah melakukan pekerjaan sebelum lalu lintas atau area di bawahnya clear. Akibatnya, terdapat pesepeda motor yang melintas saat dinding beton itu jatuh.

"Yang kami hentikan hanya kegiatan lifting semiler ini. Untuk satu kontrak ini CP103, kegiatan konstruksi lainnya yang tidak berkaitan dengan lifting tetap berjalan," ucap Silvia.

Silvia berharap, proses investigasi berjalan cepat, sehingga proyek tersebut bisa dilanjutkan kembali. Hasil investigasi internal ini rencananya juga akan diserahkan ke pihak kepolisian.

"Yang penting kan kita cari tahu dulu masalahnya apa dan kita langsung lakukan tindakan perbaikan. Perbaikan apa yang perlu kita implementasi supaya kejadian tidak terjadi lagi," tandas dia.

Saksikan video di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.