Sukses

Pemuda Muhammadiyah Minta Wapres Bentuk TGPF Kasus Novel

Penyiraman air keras pada Novel Baswedan terjadi lebih dari 200 hari lalu. Namun, titik terang pengungkapan kasus belum tampak.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak menyambangi Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK. Dalam kesempatan itu, dia menyinggung kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.

"Tadi saya sampaikan langsung ke Pak JK, agar Pak JK endorse masalah TGPF (tim gabungan pencari fakta)," ucap Dahnil di kantor JK, Jakarta, Kamis (2/10/2017).

Kasus penyiraman air keras pada Novel Baswedan telah terjadi 200 hari lebih. Namun, titik terang pengungkapan kasus belum tampak.

Sehari sebelumnya, Dahnil bersama mantan komisioner KPK mengunjungi KPK. Mereka juga mendorong dibentuknya TGPF.

Ia menilai sikap pimpinan KPK saat ini kurang tegas. Karena itu, ia juga mendesak JK agar mendorong pembentukan TGPF.

Kepada Dahnil, JK mengaku terus mengikuti perkembangan kasus Novel. Namun, ia belum bisa mengambil keputusan.

"Pak JK menyatakan tadi dia akan bicara dengan Pak Presiden seperti apa," tukas Dahnil.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kasus Sulit

Sebelumnya, Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Ari Dono Sukmanto mengungkapkan penyerangan terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan masuk dalam kategori hit and run. Kasus semacam ini, kata dia, sulit untuk diungkap.

"Jadi itulah yang saya sampaikan, kalau model kasus-kasus hit and run ini memang relatif sulit," kata Ari di Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (2/11/2017).

Bahkan, menurut Ari, kasus semacam ini baru bisa terungkap setelah bertahun-tahun diselidiki. Artinya, butuh waktu lama untuk mengungkapnya.

"Ada yang sudah empat tahun baru ketangkap dia pelakunya," ucap Ari.

Dia mengungkapkan, puluhan saksi sjudah dimintai keterangan. Namun, belum ada gambaran utuh peristiwa penyerangan Novel Baswedan yang bisa dihasilkan.

"Sehingga jalannya seperti ini, sehingga siapa yang kita harus mintai pertanggungjawaban? Jadi sementara saksi-saksi ini. Setiap ada informasi pasti kita kejar," tandas mantan Kapolda Sulawesi Barat itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.