Sukses

Antam Luncurkan Gerakan #Generasi Emas di Acara Siberkreasi

Maraknya konten berita bohong (hoax), ujaran kebencian, pornografi dan konten negatif lainnya, mampu menimbulkan kegelisahan masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta Maraknya konten berita bohong (hoax), ujaran kebencian, pornografi dan konten negatif lainnya, mampu menimbulkan kegelisahan masyarakat dan mengancam persatuan bangsa di dunia digital.

Menjawab hal tersebut Kominfo bersama elemen pemerhati dunia digital telah mendukung gerakan #Siberkreasi. Gerakan ini diharapkan mampu memberikan pemahaman lebih mengenai dunia digital.

Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mengatakan Gerakan Nasional Literasi Digital #SiBerkreasi berangkat dari kegelisahan berbagai elemen masyarakat terhadap besarnya ancaman potensi bahaya penyebaran konten negatif di dunia maya”.

Gerakan #SiBerkreasi merupakan kolaborasi berbagai institusi pemerintah, swasta, komunitas dan penggiat literasi digital termasuk perusahaan. Seperti PT Antam (Persero) Tbk yang telah mengambil peran dengan meluncurkan gerakan sosial (social movement) #GenerasiEmas di acara Siberkreasi Netizen Fair 2017 di JIEXPO, Kemayoran 28 Oktober 2017 lalu.

Hal yang sama diutarakan, Direktur Human Capital & CSR Antam, Johan NB. Nababan. Ia mengatakan gerakan sosial ini adalah salah satu bentuk kepedulian suatu perusahan untuk mendukung generasi muda Indonesia di era digital saat ini.

“Antam yang sebagian besar lokasi tambang dan pabriknya di luar Jakarta berkepentingan ikut serta pada gerakan nasional literasi digital ini, karena potensi penyebaran konten negatif itu tidak hanya dari Jakarta namun juga dari daerah,” imbuh Johan, Sabtu (28/10/17).

Selain kepeduliannya pada peningkatan literasi digital di daerah, Johan ingin memanfaatkan momentum itu untuk mendukung pemasaran mitra UKM binaan CSR-nya. Selain itu, Johan mengatakan bahwa Indonesia akan menjadi pemain ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2025.

“Pangsa pasar ekonomi digital Indonesia akan mencapai 81 miliar dollar dari total 200 miliar dollar nilai ekonomi digital di seluruh kawasan ASEAN, tentu produk lokal bisa mengambil kesempatan ini,” tutur Johan.

Tentu hal itu merujuk dari pengguna internet yang naik 19 persen tiap tahun dan diperkirakan mencapai 215 juta pengguna sebelum tahun 2020.

“Sekarang ini saja, sebanyak 43 persen dari pengguna internet di Indonesia sudah menggunakan perangkat mobile untuk mengakses internet,” kata Johan. 

Lebih lanjut, Johan menjelaskan, Antam menyuarakan #GenerasiEmas karena meyakini bahwa era digital membawa peluang sangat besar bagi generasi muda saat ini untuk membawa Indonesia menuju Indonesia Emas pada tahun 2045.

“Dan jangan lupa, Bapak Presiden Joko Widodo telah menyampaikan kepada publik bahwa pada 2030, Indonesia akan menghadapi bonus demografi. Sebanyak 52 persen penduduk di Indonesia merupakan usia produktif,” tutur johan.

Walau demikian, kata Johan, Indonesia juga menghadapi tantangan serius terkait maraknya konten negatif di internet. Beberapa di antaranya adalah pornografi, isu SARA, ujaran kebencian, dan berita hoax.

Menurut data Kemenkominfo pada Oktober 2017, pemerintah sudah memblokir 800 ribu situs bermuatan konten negatif. Hal itu belum termasuk konten negatif di media sosial.

“Nah, melalui #GenerasiEmas ini Antam hendak mengajak semua pihak khususnya generasi muda, untuk ikut aktif memproduksi dan ikut menyebarkan konten positif di internet. Bentuknya bisa macam-macam, apakah itu berita-berita positif, film, kampanye sosial tertentu atau yang paling sederhana, misalnya tidak ikut menyebar hoax di media sosial,” ujar Johan.

Selain itu, Antam sendiri sudah berkomitmen untuk membantu mitra binaannya untuk memanfaatkan teknologi digital guna mengembangkan bisnisnya masing-masing. Johan mengatakan, Antam akan mendampingi mitra binaan supaya bisa menangkap peluang dari dunia digital.

“Harapan kami tentu bisnis mereka berkembang. Dengan demikian, akan semakin banyak perusahaan Indonesia dengan daya saing kelas dunia di masa yang akan datang,” katanya.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini