Sukses


Ulama dan Santri Pegang Peranan Penting Dalam Kemerdekaan

Kebangkitan pergerakan perjuangan Indonesia sampai dengan mencapai kemerdekaannya, tak lepas dari peran ulama dan santri.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, Senin (23/10) memberikan keynote speech dan membuka secara resmi acara Silaturahmi Kebangsaan dan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional Tahun 2017 dengan tema sentral ‘Peran Strategis Santri Dalam Membangun Rumah Kebangsaan’.
 
Acara yang diselenggarakan di Gedung Nusantara V, Kompleks Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta ini dihadiri Ketua Forum Ulama dan Habaib (FUHAB) DKI Jakarta KH. Syukron Makmun, Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin, Kaprodi Pasca Sarjana Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia Yon Mahmudi serta ratusan santri dan santriwati berbagai pondok pesantren.
 
Kepada para peserta terkait Sosialisasi Empat Pilar MPR,  Hidayat Nur Wahid (HNW) menjelaskan bahwa Sosialisasi Empat Pilar MPR yang sedang digalakkan MPR kepada seluruh elemen masyarakat di seluruh wilayah Indonesia adalah menjalankan amanah UU No. 17 Tahun 2014 tentang MD3.
 
“Jadi saya tekankan sekali lagi bahwa Sosialisasi ini adalah menjalankan perintah UU bukan semau-semaunya MPR,” katanya.
 
Berbicara soal peran dunia santri untuk Indonesia, menurut HNW sangat luar biasa. Kebangkitan pergerakan perjuangan Indonesia sampai dengan mencapai kemerdekaannya, tak lepas dari peran ulama dan santri serta umat Islam Indonesia.
 
Beberapa tokoh pejuang Indonesia yang juga ulama antara lain Pangeran Diponegoro dan Tuanku Imam Bonjol adalah sosok pejuang Islam dengan ciri ke Islamannya yang sangat khas, diakui oleh sejarah Indonesia sebagai pahlawan nasional.
 
Diungkapkan HNW, perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia yang dilakukan para ulama dan dunia santri tidak hanya dalam bentuk perjuangan fisik semata, tapi juga perjuangan pemikiran dan intelektual.  Salah satunya perkumpulan organisasi Jamiat Kheir yang didirkan tahun 1901 M.
 
Organisasi tersebut adalah kumpulan para ulama yang dibentuk lebih bersifat organisasi sosial kemasyarakatan, dengan tujuan,  membantu fakir miskin baik dalam segi material maupun spiritual, mendidik dan mempersiapkan generasi muda Islam untuk mampu berperan pada masa depan, lalu menolong umat yang lemah dalam sektor ekonomi.
 
Saat ini pesantrean sangat berkembang pesat di seluruh wilayah Indonesia.  Hampir setiap organisasi Islam seperti NU, Muhammadiyah, Persis dan lainnya memiliki banyak pesantren.  Kiprah dan peran dunia santri untuk Indonesia juga masih terjaga hingga kini diantaranya ada yang namanya Santri Bela Negara. 
 
“Intinya, jika kita bicara tentang bangsa dan negara dan dunia santri saya rasa sangat nyambung.  Sebab yang ada dalam Pancasila sebagai dasar negara Indonesia itu sangat kompatibel dengan dunia pesantren.  Sehingga tidak benar atau ngawur melabeli Islam dengan berbagai macam label negatif seperti radikal, teroris atau tidak Pancasilais.  Dunia santri dan rakyat Indonesia mesti waspada jangan sampai diadu domba antara ulama dan santri kita dengan pemerintah, TNI dan Polri.  Jika ada, itu dapat dipastikan kerjaan pihak-pihak yang tidak suka kepada Islam dan negara,” tandasnya.
 
(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.