Sukses

Kisah Penderita TBC Hidup di Kolong Jembatan Samping Rumah Sakit

Miris, Ujang, pemuda 27 tahun terkapar tak berdaya di kolong jembatan samping Rumah Sakit Siloam, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Liputan6.com, Jakarta - Ujang namanya. Pada usianya ke 27 tahun, dia hanya bisa terkapar tak berdaya di kolong jembatan samping Rumah Sakit Siloam, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Sebuah terpal tipis dan kardus bekas menjadi alas tidurnya. Kepalanya hanya diganjal bantal dengan tebal tak lebih dari tiga sentimeter.

Awalnya, tak ada yang tahu penyebab tubuh pemuda itu tinggal tulang berbalut kulit. Persendiannya pun terlihat jelas. Kulitnya pucat dan tatapannya kosong.

Jangankan berdiri, untuk duduk pun dia tidak bisa. Entah kepada siapa dia menggantungkan hidupnya selama ini. Sampai saat ini, keberadaan keluarganya belum diketahui.

Terlebih, kolong jembatan itu jelas terbuka. Tak ada sekat untuk menghalau air hujan. Hanya beton jembatan di atasnya yang menaungi.

Keberadaan Ujang, pertama kali dilaporkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Cilandak, Jakarta Selatan. Petugas pun kesulitan berkomunikasi dengannya.

Ujang hanya bisa menatap dan berkedip ketika Petugas Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan berusaha berkomunikasi dengannya. Oleh karena itu, petugas memutuskan untuk mengevakuasi Ujang.

Namun, posisinya yang berada di kolong jembatan, menyulitkan petugas. Beberapa batang pohon melintang dan tidak adanya akses jalan, membuat petugas harus melompat ke pagar jembatan sembari menggendong Ujang.

"Sesampainya di lokasi, petugas kami menyusuri area itu untuk bisa turun ke kolong jembatan. Tapi tidak ada akses jalan menuju ke tempat PMKS (penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) itu berada," ungkap Anshori, Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Senin (16/10/2017)

Ujang kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Minggu. Setelah pemeriksaan, baru diketahui Ujang mengidap penyakit Tuberkulosis (TBC).

Berdasarkan data Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta, terdapat 18,387 PMKS seperti Ujang di Ibu Kota. Mereka di antaranya adalah anak terlantar, tuna susila, gelandangan, hingga Pekerja Migran Bermasalah Sosial (PMBS). (Andri Setiawan)

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Overload

Namun, jumlah panti sosial di Jakarta tidak cukup untuk menampung mereka. Misalnya di Panti Sosial Bina Insan (PSBI) Cengkareng, Jakarta Barat.

"Kita sudah overload, tak mampu menampung lagi, namun mau tidak mau kita harus jalankan amanat undang-undang, meski kita punya 3 panti, tetap saja tak mampu menampung PMKS yang rata-rata bukan warga Jakarta," ujar Kepala PSBI Bina Insan Cengkareng, Ahmad Dumyani, Kamis, 31 Maret 2016.

Padahal, Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa menargetkan Indonesia bebas gelandangan dan pengemis atau gepeng di 2019. Khofifah menyebut tengah menyiapkan perkampungan khusus gelandangan dan pengemis.

“Untuk masalah gepeng memang ada target dari Kemensos, akhir 2019 Indonesia bisa bebas gepeng," ujar Khofifah dalam keterangan, Senin, 22 Mei 2017.

Orang-orang yang senasib dan berada dalam kondisi yang sama dengan Ujang barangkali hanya bisa menunggu uluran tangan dan kepedulian dari pemerintah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.