Sukses

Megawati: Banyak Gunakan Nama Saya untuk Maju Pilkada

Untuk mendapat dukungan dari PDIP, Megawati mengungkapkan, sudah ada mekanisme tersendiri.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyindir berbagai pihak yang mengaku memiliki kedekatan dengannya, dan menggunakan hal itu sebagai klaim dukungan maju dalam pilkada serentak 2018.

"Banyak orang yang ingin menjadi (kepala daerah) menggunakan nama saya. Sudah dekat dengan Ketua Umum, sudah dapat restu," kata Megawati di Markas PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (15/10/2017).

Karena itu, Megawati menegaskan bahwa cara PDIP dalam merekrut calon kepala daerah, bisa diambil dari kader. Mereka bisa berasal dari yang paling bawah maupun melalui usulan sejumlah pihak.

"Jadi kita itu memproses, mencari nama. Itu saja bisa datang dari paling bawah, atau usulan-usulan," tutur Mega. 

Menurut Megawati, cara tersebut tidaklah tepat. Sebab, untuk mendapat dukungan dari PDIP, sudah ada mekanisme tersendiri. Dan proses tersebut yang akan menjadi bahan pertimbangan kucuran dukungan.

"Semakin banyak calon semakin baik. Oleh karena itu, kami membuka perndaftaran. Sehingga kami bisa melihat. Karena kita sudah bekerja sama dengan Hipsi (Himpunan Psikolog Indonesia)," jelas Megawati.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tes Tak Bisa Diulang

Melewati tes dari Hipsi, karakter para calon pemimpin daerah dapat terlihat. Dari situ, PDIP menjadi lebih mudah memberikan penilaian yang objektif dan realistis. Kemudian dicocokkan dengan situasi kondisi daerah.

"Apakah kita yang sudah mengalami tes itu bisa diulang? Saya katakan tidak ada ulangan, ini bukan ujian. Ini justru membedah secara keilmuan. Jadi tidak ada restu ketua umum, dekat dengan ketua umum, tapi hasil Hipsi itu yang jadi bagian keputusan saya. Tidak ada like and dislike," beber Megawati.

Kemudian dalam proses itu, internal PDIP diharapkan tidak menggunakan klaim kedekatan dengan ketua umum sebagai alat pendongkrak peluang maju pilkada serentak 2018.

"Nggak perlulah ngomong dekat dengan ketua umum, dapat restu ketua umum, itu semua salah. Harus saya katakan rekomendasi PDIP itu dari surat dan ditandatangani oleh ketua umum, dan ada tandatangan rahasianya dan hanya diketahui ketua umum," Megawati menandaskan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Dr.(H.C.) Hj. Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri adalah Presiden Indonesia ke 5 periode  23 Juli 2001 — 20 Oktober 2004.
    Dr.(H.C.) Hj. Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri adalah Presiden Indonesia ke 5 periode 23 Juli 2001 — 20 Oktober 2004.

    Megawati

  • Dr.(H.C.) Hj. Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri adalah Presiden Indonesia ke 5 periode  23 Juli 2001 — 20 Oktober 2004.
    Dr.(H.C.) Hj. Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri adalah Presiden Indonesia ke 5 periode 23 Juli 2001 — 20 Oktober 2004.

    Megawati Soekarnoputri

  • PDIP