Sukses

Menguak Sisi Historis Jam Gadang dan Lomba Pacu Sapi di Sumbar

Menurut cerita rakyat, jam gadang dibuat dari pasir dan dicampur putih telur yang berfungsi sebagai tempat pengintaian.

Liputan6.com, Bukit Tinggi - Selain kulinernya yang mendunia, Sumatera Barat juga dikagumi akan keindahan panorama alam dan seni tradisionalnya. Tak ketinggalan ikon jam gadang yang kerap menjadi destinasi favorit para wisatawan yang ingin berpetualang di Kota Bukit Tinggi.

Menurut cerita rakyat, jam gadang dibuat dari pasir dan dicampur putih telur yang berfungsi sebagai tempat pengintaian. Itu sebabnya jam gadang punya empat sisi dan dapat melihat ke empat arah mata angin.

Selain mengenal sisi historis dari jam gadang, tradisi di Sumatera Barat yang kini menjadi event yang paling ditunggu-tunggu masyarakat setempat adalah pacu jawi. Pacu jawi digelar bergilir dari kecamatan ke kecamatan di Kabupaten Tanah Datar. Acara ini digelar setelah empat kali masa panen di setiap akhir pekan.

Seperti ditayangkan Liputan6 Siang SCTV, Sabtu (14/10/2017), tradisi ini merupakan bentuk rasa syukur atas panen yang diberikan sekaligus hiburan bagi masyarakat.

Perlu sepasang sapi dan seorang joki untuk memacunya. Uniknya, joki sampai harus menggigit ekor sapi-sapinya supaya mau berjalan. Jika menang, membuat nilai harga sapi saat dijual semakin mahal.

Bagi masyarakat di Kabupaten Datar, pacu jawi punya memiliki banyak makna. Salah satunya mengingatkan masyarakat untuk berjalan lurus dan mampu bekerja sama dengan baik tanpa bersinggungan.

Destinasi berikutnya yang tak kalah menarik, menikmati air terjun setinggi 35 meter yang letaknya di pinggir jalan dan menghubungkan Kota Padang dan Bukit Tinggi.

Setelah puas jalan –jalan, perut yang kercongan wajib diisi. Sate Padang Mak Syukur yang ada di Kota Padang Panjang bisa Anda kunjungi. Sate Padang ini terbuat dari daging sapi bagian iga. Namun jika beruntung, bagian lainnya seperti lidah dan usus bisa didapatkan.