Sukses

Gus Dur: Matori yang Menerima, Bukan PKB

Mabes Polri mendatangi bekas Presiden Abdurrahman Wahid. Kepada polisi, Gus Dur mengatakan Matori yang menerima duit Bulog, bukan PKB. Namun Gus Dur tak bersedia menyerahkan bukti.

Liputan6.com, Jakarta: Mantan Presiden Abdurrahman Wahid menegaskan, yang menerima dana nonbujeter Badan Urusan Logistik adalah Matori Abdul Djalil, bukan Partai Kebangkitan Bangsa. Namun, Gus Dur menolak memberikan data atau bukti kepada kepolisian. Alasannya, dia tak ingin memulai aksi penuntutan atas keterangannya tadi. Kendati begitu, Gus Dur siap dipanggil ke pengadilan untuk membeberkan soal aliran dana tersebut. Demikian disampaikan Ketua Dewan Syuro PKB versi Alwi Shihab itu, di Kantor Dewan Pimpinan Pusat PKB, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (21/3) malam.

Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ini mengaku, pernyataan itulah yang disampaikan kepada polisi dari Markas Besar Polri, saat mendatanginya pada 19 Maret silam. Gus Dur hanya menyarankan supaya polisi menanyakan persoalan itu kepada Bulog, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan, dan Komisi Pemilihan Umum, terutama Agus Miftach yang saat itu anggota KPU. "Jika polisi ingin mengetahui pembagian dana Bulog, sebaiknya tanyakan kepada tiga lembaga tadi," kata cucu Kiai Hasyim Ashari pendiri PBNU itu.

Pernyataan ini berbeda dengan pengakuan Gus Dur pada 18 Maret silam. Waktu itu, dia malah mengatakan tak memiliki bukti, bukan tak mau menyerahkannya kepada polisi. Sebab, dia hanya menerima laporan dari orang-orang yang bisa dipercaya, di antaranya dari kalangan KPU. "Saya kan tidak pernah bilang soal bukti," kata Gus Dur, saat itu [baca: Gus Dur: Penundaan Itu Membela Akbar].

Ketua KPU Nazaruddin Syamsuddin menolak pelemparan bola panas Gus Dur tersebut. Nazaruddin mengatakan, KPU tak memiliki laporan keuangan partai politik peserta Pemilu 1999. Sebab, telah diambil oleh masing-masing anggota KPU lama, yang mewakili parpol peserta pemilu.(DEN/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini