Sukses

BNPB: Ada Warga yang Tunggu Gunung Meletus, Baru Mau Evakuasi

Sebanyak 62 ribu warga bertempat tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Agung di Karang Asem, Bali.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 62 ribu warga bertempat tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Agung di Karang Asem, Bali. Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan evakuasi harus cepat dilakukan.

Sebab, dari pengamatan, Gunung Agung berpotensi meletus. Tapi masih ada warga yang belum mau mengungsi. Sebagian besar warga masih menunggu sampai gunung meletus.

"Masih ada warga yang enggak mau dievakuasi, tapi sebagian. Itu (alasannya) karena belum meletus dan ternaknya siapa yang kasih makan dan kepercayaan," kata Sutopo di kantornya, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (25/9/2017).

Dia menjelaskan, dari data pengungsi Gunung Agung yang diterima BNPB, baru sekitar 80 persen warga yang mengungsi atau sebanyak 40 ribu jiwa.

"Tapi saat dinaikkan status awas, ribuan masyarakat mengevakuasi diri. Ada 48.540 jiwa pengungsi di 9 kabupaten yang tersebar di 301 titik, " jelas Sutopo.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Merayu Warga

Menurut dia, kebanyakan warga yang enggan mengungsi tinggal di desa yang tidak jauh dari lereng gunung. Sutopo menambahkan, pihaknya bersama relawan sudah diterjunkan untuk merayu warga.

"Sebagian di desa masih belum mau ngungsi. Dari 150 KK enggak mau ngungsi. Udah dikirim relawan dan lain-lain tapi masih enggak mau. Katanya saya akan mengungsi kalau gunung meletus. 50 KK sudah mau, sisanya belum, dan itu masih ada beberapa desa yang begitu juga," beber Sutopo.

Padahal, menurut Sutopo, tanda-tanda gunung Agung akan meletus semakin menguat. Untuk itu, pihaknya pun sudah mengeluarkan rilis jarak lokasi aman bagi para pengungsi.

"Semua pengamatan menunjukkan akan meletus, beberapa hari lalu kelihatan ada asap kelabu putih tapi sekarang tidak ada," ujar Sutopo.

"Radius 9 km dan ditambah 12 km dari sektor Utara, Timur, Laut Tenggara, Selatan, Barat Daya harus kosong. Bahaya terjadi ledakan. Awan panas aliran larva guguran batu lantaran batu pijar dan abu. 62 ribu jiwa yang harus dievakuasi dari radius yang harus dikosongkan dan ribuan ternak," Sutopo menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.