Sukses

Kapolri Khawatir Isu Komunisme Dipolitisasi

Kapolri berharap, pengguna media sosial lebih arif dan bijak menyusul maraknya isu komunisme.

Liputan6.com, Banyumas - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian meminta agar pengguna media sosial, dari kalangan mana pun, menahan diri dan tak asal berbicara isu komunisme. Apalagi, situasi tengah menghangat bersamaan dengan hari-hari mendekati peringatan tragedi 1965.

Dia khawatir, isu komunisme juga dipolitisasi menjelang helatan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Tahun ini pun, berbagai daerah di Indonesia menggelar pilkada serentak, baik setingkat kabupaten/kota maupun provinsi.

Tito menilai, tak menggulirkan isu sensitif soal komunisme di ranah publik, bukan berarti mengubur sejarah.

"Bukan berarti menutupi sejarah. Karena mengangkat isu itu sensitif, membuka luka lama. Waktunya tidak tepat saat ini," ucap Tito usai memberikan orasi ilmiah di Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Sabtu (23/9/2017)

Menurut dia, daripada menggemborkan isu itu di ruang publik, masyarakat lebih baik melaporkan ke kepolisian jika menemukan kegiatan yang mengarah pada penyebaran komunisme.

Ia pun menjamin aparat penegak hukum akan menegakkan aturan hukum sesuai Ketetapan MPR Nomor 25 tahun 1966 yang melarang penyebaran komunisme.

"Secara global ideologi komunis telah meredup. Di Indonesia, kita berpegang terhadap aturan yang ada sesuai Tap MPR Tahun 1966. Sepanjang ada penyebaran ideologi itu, kami akan tegakkan hukum," Kapolri menerangkan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bijak Gunakan Medsos

Kapolri berharap, pengguna media sosial lebih arif dan bijak menyusul maraknya isu komunisme. Disarankan, sebelum membagi informasi terkait isu komunisme ke publik, masyarakat menimbang dulu dampaknya kepada masyarakat, apakah lebih manfaatnya atau justru lebih banyak mudaratnya.

"Negara lain sama sibuk membangun kesolidan dan memikirkan kompetisi di tingkat global. Kita juga harus solid dan berpikir produktif. Jika ingin munculkan isu sensitif lihat momentumnya" kata Tito.

Tito menambahkan, isu komunisme akan bermanfaat jika dipelajari sejarahnya. Namun, akan menambah situasi tak kondusif jika digoreng untuk kepentingan politik tertentu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.