Sukses

Ketum PBNU: Selain PKI, Buat Juga Film Pengkhianatan Lainnya

Dengan pembuatan film pengkhianatan lainnya, dapat memperjelas bukan hanya pemberontakan PKI 1965 saja yang patut dikutuk.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj memperbolehkan masyarakat Indonesia untuk menonton kembali film G30S/PKI. Namun, harus dibarengi dengan adanya film tentang sejarah pengkhianatan lainnya di Indonesia. 

"Saya setuju film G30S/PKI diputar dan dibuat kembali. Tetapi buatlah film sejarah tentang pemberontakan DI/TII, PRRI, Permesta, PKI Madiun 1948 dan bom Bali, bom Thamrin, bom, bom lain yang pernah terjadi," ucap Said di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Jumat malam 22 September 2017.

Dengan pembuatan film pengkhianatan lainnya, dapat memperjelas bukan hanya pemberontakan PKI 1965 saja yang patut dikutuk. Namun berbagai pengkhianatan yang lainnya. Sehingga sejarah yang ada tersebut dapat dijadikan sebagai pelajaran berbangsa.

"Silakan tonton dengan segala kekurangannya, karena di dunia ini tidak ada yang sempurna. Sejarah bangsa kita dibentuk bukan oleh sejarah 1965 itu, yang berdosa bukan PKI saja," jelas Said.

Ketua Umum PBNU ini juga mengatakan, isu PKI memang sering diangkat setiap September.

"Setiap September isu PKI sering diangkat hanya tujuannya memojokkan NU. Ada yang memojokkan TNI Orde Baru," ucap Said.

Menurut Said, isu PKI disebar hanya demi tujuan politik semata, bukan untuk memperbaiki sejarah yang ada. "Kalau memang dalam film ada kesalahan, ayo perbaiki. Bukan isu itu yang diangkat untuk memojokkan siapa pun," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Film PKI

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memerintahkan jajarannya untuk menonton film Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia atau G30S/PKI. Tujuannya adalah untuk mencegah munculnya gerakan serupa.

Gatot mengatakan, pemutaran film G30S/PKI agar kekejaman komunis bisa diketahui masyarakat luas. Ia tidak sependapat jika pemutaran film itu dianggap untuk mendiskreditkan pihak tertentu.

"Sayalah yang memerintahkan jajaran dan mengimbau kepada masyarakat, untuk memutar film tersebut," tegas dia usai berziarah di Makam Soeharto di Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa 19 September 2017.

Gatot menjelaskan, dengan adanya pemutaran film yang sejatinya dilarang tayang pada 1998 itu, ia berharap generasi muda sekarang bisa mengerti. Dengan begitu, anak-anak muda kini tidak terprovokasi dengan paham komunis.

Sementara itu, Presiden Jokowi mengusulkan agar film PKI dibuat dengan versi baru sesuai generasi sekarang. Tujuannya agar paham mengenai bahaya komunisme.

Jokowi ingin ke depan banyak film sejarah yang dibuat oleh para sineas Indonesia. Film ini tentu harus dikemas secara kekinian, agar pas dan mudah dicerna masyarakat generasi saat ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.