Sukses

Polri: Pelaku Teror di Cirebon Jaringan JAD

Densus 88 masih melakukan pemeriksaan pada pelaku teror Cirebon

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Rikwanto memastikan terduga teroris Imam Mulyana (33), tergabung dalam kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Imam juga disebutnya telah berbaiat dengan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi.

"Hasil pemeriksaan dia (Imam) berada dalam JAD. Berbaiat pada ISIS dengan Abu Bakr al-Baghdadi," kata Rikwanto usai menghadiri sebuah diskusi di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (20/9/2017).

Dari fakta yang ada, sudah setahun Imam menjadi anggota JAD. Hanya saja, belum banyak informasi tentang orang-orang yang berada di sekitar Imam yang membawanya bergabung dalam JAD.

Rikwanto mengatakan, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.

"Kami dalami dia juga sudah ketemu siapa saja tokoh-tokoh JAD. Informasinya dia setahun terakhir ini berubah," katanya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Membuat Gaduh

Rikwanto menambahkan Iman menyusun rencana teror di dekat Bandar Udara Cakrabhuana, Cirebon, Jawa Barat, Senin 18 September bersama rekan-rekannya.

Tujuannya untuk menimbulkan kegaduhan jelang kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Goa Sunyaragi, Kesambi, Cirebon, untuk menghadiri penutupan Festival Keraton Nusantara ke-11 Tahun 2017.

"Dia memang sengaja membuat gaduh dalam rangka eksistensinya. Kalau ada polisi yang lengah, dia serang kemudian dia mau ambil senjatanya. Ada kaitannya juga karena Presiden hadir di situ dalam festival keraton," ujar Rikwanto.

Densus 88 menangkap Imam di dekat Bandar Udara Cakrabhuwana pada Senin 18 September 2017, sekitar pukul 14.30 WIB.

Dari tangan Imam, Densus 88 menemukan senjata tajam jenis sangkur, beberapa tulisan bernuansa ajaran radikalisme, airsoft gun atau senapan angin beserta gasnya, serta sejumlah dokumen terkait ajaran radikal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.