Sukses

Cerita Pemilik Warung Tempat Langganan Teroris Pengincar Jokowi

Yaya Sudarya menuturkan, sebelum IM ditangkap, ia melihat ada botol minuman energi berisi bensin dan sumbu dari sobekan kain.

Liputan6.com, Cirebon - Warung kopi itu menjadi saksi sejarah. Warung yang hanya dipisahkan tembok dengan Bandara Cakrabuana Penggung, Cirebon, Jawa Barat, itu kerap disinggahi IM, terduga teroris pengincar Presiden Jokowi.

"Kalau pagi sama teman-temannya sarapan disini tapi siang hanya IM yang datang makan siang disini," kata Yaya, pemilik warung, Cirebon, Jawa Barat, Selasa (19/9/2017).

Pemilik nama lengkap Yaya Sudarya itu menuturkan, sebelum IM ditangkap, ia melihat ada botol minuman energi berisi bensin dan sumbu dari sobekan kain. Namun, saat itu ia berpikir botol tersebut hanya mainan anaknya.

Pria 58 tahun itu menyebutkan, botol berisi bensin tersebut disimpan terpisah. Satu botol bom molotov ditemukan di luar warung, saat Yaya tengah membersihkan halaman warungnya.

Sedangkan, satu botol lagi ditemukan di dalam warungnya dan tiga botol lainnya berada di halaman bandara, dekat dengan warung miliknya.

"Sejak pagi sebenarnya saya sudah menemukan botol itu. Tapi saya pikir itu mainan anak saya," ucap Yaya.

Yaya mengaku sering membersihkan rumput yang ada di halaman dalam bandara, tempat warung makannya berdiri.

"Saya cium seperti bau bensin," ucap dia.

Yaya menceritakan, IM ditangkap sekitar pukul 13.30 WIB, saat sedang makan siang di warungnya. Sehari-hari, terduga teroris itu bekerja sebagai sales di perusahaan distributor obat di Penggung, Kota Cirebon.

Menurut Yaya, IM sosok yang tidak pernah lepas dari pekerjaannya. Namun, Yaya mengaku hanya sesekali berbincang dengan IM.

Bahkan, Yaya hanya tahu teman-temannya memanggil terduga teroris itu dengan "Mam".

"Namanya IM juga saya baru tahu sekarang," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rajin Bekerja

Sementara, teman kerja IM yang enggan disebutkan namanya mengaku kaget mendengar kabar rekannya tertangkap. IM sehari-hari dikenal baik di lingkungan kerja.

"Tidak ada yang mencurigakan, biasa pulang kerja makan di warung," kata pria yang bekerja sebagai satpam di perusahaan IM.

Pria berinisial A itu mengatakan, IM sudah delapan tahun bekerja sebagai sales obat. Cara berpakaiannya pun terlihat biasa saja. Bahkan, dalam masalah ibadah, IM tidak terlihat fanatik pada keyakinan tertentu.

Sosok IM di mata teman kerjanya itu hanya sosok karyawan yang rajin bekerja. IM tidak pernah terlambat kerja.

"Dari absennya bagus, kinerja bagus. Orang kantor malah kaget dan banyak membicarakan dia. Kita juga tahu kabar IM ditangkap dari media," kata A.

Dalam kesehariannya, kata dia, IM selalu pulang pergi Cirebon dan Majalengka. IM juga dikenal sebagai sosok pendiam.

"Kalau lagi main HP ya kadang suka cengar-cengir cengengesan sendiri. Suka bergaul dan memang orangnya kalem. Ngobrolnya biasa tidak mengarah ke doktrin tertentu," pungkas A.

Polisi menangkap IM, pria terduga teroris di warung kopi area Bandara Penggung, Kota Cirebon, Jawa Barat, tempat Presiden Jokowi mendarat, Senin 18 September 2017 pukul 14.15 WIB.

Penangkapan tersebut bertepatan dengan kedatangan Presiden Jokowi, yang akan menutup Festival Keraton Nusantara (FKN) XI 2017 di Gua Sunyaragi, Kota Cirebon.

IM ditangkap beberapa jam sebelum Presiden Jokowi mendarat. Ia duduga akan mengincar Presiden. Kini, polisi masih mendalami kasus dugaan terorisme ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.