Sukses

Kemlu RI: Wikileaks Bukan Prioritas

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Michael Tene mengatakan, pembeberan dokumen rahasia Amerika Serikat di situs WikiLeaks, bukan menjadi prioritas bagi Pemerintah Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta: Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Michael Tene mengatakan, pembeberan dokumen rahasia Amerika Serikat di situs WikiLeaks, bukan menjadi prioritas bagi Pemerintah Indonesia.

"Kita tentunya mengikuti berbagai pemberitaan tentang kebocoran dokumen rahasia AS oleh WikiLeaks, mengenai isi dari dokumen yang telah ataupun kemungkinan akan dibocorkan, kami kira tidak perlu ditanggapi oleh Pemerintah Indonesia," katanya dalam jumpa pers rutin Kemlu di Jakarta, Jumat (3/12).

Michael mengatakan masalah pembocoran dokumen rahasia tersebut tentunya perlu ditangani oleh Pemerintah AS karena itu adalah dokumen mereka sehingga Pemerintah AS yang harus menyelesaikan hal tersebut.

Sementara itu, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto telah memerintahkan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dan Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring untuk terus memantau isi laman WikiLeaks. "Saya sudah perintahkan kepada Menkominfo dan Kemenlu untuk melihat apa saja isi dari WikiLeaks itu," kata Djoko ketika ditemui di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat.

Sebelumnya beredar kabar bahwa WikiLeaks akan membongkar memo-memo dari Kedubes AS yang menyoroti pertahanan di Indonesia, termasuk isu tentang Kopassus yang akan kembali bekerja sama dengan militer AS.

Pembocoran dokumen rahasia Amerika Serikat oleh WikiLeaks terus mengundang perhatian media, terutama dari negara yang merasa dirugikan atas bocornya dokumen rahasia tersebut, bahkan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton dan Sekjen PBB Ban Ki-moon sempat membahas hal itu, Rabu (1/12).

Keduanya membahas "kekacauan" yang disebabkan oleh pembocoran dokumen-dokumen rahasia WikiLeaks yang menduga AS memata-matai pemimpin badan dunia itu secara rinci. Laman WikiLeaks telah menyebarkan sejumlah dokumen rahasia Amerika Serikat yang terkait dengan hubungan dengan sejumlah negara.

Akibat hal itu, lembaga polisi dunia atau Interpol menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap pendiri laman itu, Julian Assange. Assange yang mantan peretas komputer kini menjadi pusat perhatian dunia setelah WikiLeaks membocorkan ribuan pesan diplomatik rahasia AS di akhir pekan lalu.

Assenge kini bersembunyi sejak WikiLeaks secara kontroversial menyebarkan lebih dari 250.000 dokumen rahasia milik Pemerintah AS.(ANT.) 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.