Sukses

Alumni 212 Bantah Asma Dewi Jabat Koordinator Tamasya Al-Maidah

Sambo menilai, penangkapan Asma Dewi sebagai bentuk kriminalisasi rezim pemerintahan saat ini.

Liputan6.com, Jakarta - Presidium Tamasya Al-Maidah mengakui bahwa tersangka kasus ujaran kebencian, Asma Dewi , merupakan bagian dari alumni gerakan 212. Namun demikian, Asma Dewi bukan merupakan Koordinator Tamasya Al-Maidah.

"Kami kenal baik dengan Bu Asma Dewi. Sebagai alumni 212, kita sering ketemu dalam Aksi Bela Islam," ujar Ansufri di Masjid Baiturrahman, Jakarta Selatan, Kamis (14/9/2017). 

Ansufri menilai, penangkapan Asma Dewi sebagai bentuk kriminalisasi yang dilakukan rezim pemerintahan saat ini.

"Ini upaya pembungkaman terhadap aktivis yang berupaya kritis terhadap kebijakan rezim Jokowi, yang kami dianggap procukong, permisif dengan PKI, dan diskriminatif pada umat Islam," ucap Sambo.

Ansufri menilai, apa yang disampaikan Asma Dewi dalam media sosialnya hanya berisi kritik terhadap pemerintah saat ini. Tidak ada unsur kebencian yang disebar oleh Asma Dewi.

"Yang beliau lakukan di medsos hanya mem-posting protes dan kritik terhadap bentuk kezaliman di negeri ini," kata dia.

Selain itu, kata Ansufri, penangkapan Asma Dewi adalah bentuk diskriminasi hukum.

"Dan (ini) bentuk kriminalisasi oleh rezim Jokowi kepada umat Islam, khususnya aktivis 212," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Koarkan Ujaran Kebencian

Penangkapan dan penggeledahan terhadap Asma Dewi itu dilakukan pada Jumat, 8 September 2017, sekitar pukul 10.00 WIB. Dia dibekuk di kediaman orangtuanya di Kompleks Polri Ampera Raya, Jalan A No 17.

Kasubdit II Dit Siber Bareskrim Polri, Kombes Irwan Anwar mengatakan, awalnya polisi menemukan adanya dugaan ujaran kebencian yang dilakukan Asma Dewi melalui unggahannya di Akun Facebook atas nama ASMA DEWI ALI HASJIM.

Setidaknya, ada empat unggahan yang diduga polisi sebagai bukti permulaan ujaran kebencian bernuansa SARA yang dilakukan Asma Dewi.

Pertama pada 21 Juli 2016, Asma Dewi menulis status di akun Facebooknya dengan caption: "KALAU DISINI. WAJIB BELAJAR BAHASA CHINA..(dengan emoticon tertawa)". Kedua, melakukan unggahan melalui akun Facebook lainnya atas nama ASMA DEWI pada 22 Juli 2016, dengan caption: "Wah parah semua yg nggk beres china".

Ketiga, melakukan unggahan melalui akun Facebook atas nama ASMA DEWI pada 22 Juli 2016, dengan caption: "Rezim koplak. Diluar negri dibuang disini di sini disuruh. Makan rakyatnya".

Keempat, melakukan unggahan melalui akun Facebook ASMA DEWI pada 22 Juli 2016, dengan caption gambarnya: "Beredar Pesan Untuk TKI Agar Hati-Hati Bawa Tas Jangan Sampai Terbuka, Karena China Akan Hancurkan Indonesia Lewat TKI – Suara BMI".

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.