Sukses

Pembangunan Bendung di Papua untuk Mendukung Ketahanan Pangan

Pembangunan Bendung di Papua Untuk Mendukung Ketahanan Pangan

Liputan6.com, Jakarta Sebagai provinsi yang memiliki curah hujan tertinggi di Indonesia, pengelolaan sumber daya air di Papua dan Papua Barat diarahkan untuk mendukung daerah pertanian. Untuk itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat ini terus melakukan pembangunan dan rehabilitasi bendung dan jaringan irigasi di kedua provinsi itu guna mendukung ketahanan pangan di Pulau Papua.

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, mengatakan bahwa sektor pangan, air, dan energi akan menjadi panglima pembangunan nasional ke depan, sekaligus ujung tombak persaingan antar negara.

"Papua ini potensi airnya paling besar dari seluruh wilayah Indonesia karena curah hujannya paling tinggi. Kami prioritaskan pengelolaan SDA di Papua untuk pembangunan jaringan irigasi kecil mendukung pertanian,” ujar Basuki, beberapa waktu lalu.

Untuk memasok kebutuhan air irigasi, Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua membangun Bendung Wanggar dan Nuhoa di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua. Bendung Wanggar dibangun untuk mengairi lahan pertanian seluas 3.200 hektare dengan debit sebesar 2.582 m3/detik. Total kebutuhan anggaran untuk pembangunan bendung ini diperkirakan mencapai Rp 435 miliar.

Sementara itu, Bendung Nuhoa dapat mengairi lahan pertanian seluas 2.000 hektare. Bendung Nuhoa mulai dibangun sejak 2012 dan ditargetkan selesai pada akhir 2017 dengan dana mencapai Rp 21,3 miliar.

Kementerian PUPR juga telah berhasil membangun Bendung Yahukimo di Kabupaten Yahukimo yang dibangun sejak 2012 hingga 2016 dan mampu melayani 3.200 hektare lahan pertanian. Untuk pembangunan Bendung Yahukimo dana yang dianggarkan sebesar Rp 109,8 miliar.

Untuk Wilayah Nabire, saat ini Kementerian PUPR tengah menyelesaikan saluran intake kiri pada Bendung Kalibumi dengan dana sebesar Rp 138,3 miliar. Luas daerah irigasi (DI) Bendung Kalibumi mencapai 6.400 hektare yang terdiri dari 4.400 hektare di DI Kalibumi Kanan dan 2.000 hektare di DI Kalibumi Kiri.

Selanjutnya, di wilayah Distrik Yapsi, Kabupaten Jayapura, juga telah dibangun DI Lereh yang memanfaatkan sumber air dari Sungai Nawa melalui Bendung Lereh II dengan sistem gravitasi untuk mengairi areal pertanian seluas 2.119,36 hektare.

Di Papua Barat, BWS Papua Barat Ditjen SDA Kementerian PUPR membangun Bendung Wariori dan Bendung Aimasi di Kabupaten Manokwari. Bendung Wariori menyediakan air irigasi untuk mengairi Daerah Irigasi (DI) Wariori mencapai 3.450 hektare. Sementara itu,, Bendung Aimasi menyediakan air irigasi untuk lahan seluas 1.700 hektare.

Kedua bendung tersebut dibangun guna mendukung program swasembada pangan dengan meningkatkan produksi beras, pengendalian daya rusak air, dan konservasi.

Sementara itu, di Kabupaten Manokwari Selatan dibangun Bendung DI Oransbari sebagai penunjang program ketahanan pangan serta mengoptimalisasi lahan persawahan. Bendung Oransbari dapat mengairi areal persawahan potensial seluas 3.016 hektare, di mana saat ini sudah berfungsi mengairi 700 Ha persawahan yang dikelola oleh sebanyak 450 petani.


(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.