Sukses

Agen dan Calon Jemaah Umrah Ribut di Rumah Bos Assyifa Travel

Lama-kelamaan obrolan memanas karena para tamu meminta Ali untuk mengatakan di mana dana dan siapa donatur penyelenggara umrah itu.

Liputan6.com, Jakarta - Agen dan beberapa calon jemaah umrah mendatangi rumah bos pemilik PT Assyifa Mandiri Wisata atau Kafilah Rindu Kakbah (KRK), Ali Zainal Abidin, di kawasan Perumahan Pondok Bambu Asri, Jakarta Timur.

Kedatangan mereka untuk membicarakan kelanjutan nasib ribuan calon jemaah umrah yang belum berangkat ke Tanah Suci.

Pantauan Liputan6.com, diskusi bersama Ali dan beberapa agen serta calon jemaah awalnya berjalan dengan santai di ruang tamu Ali yang berukuran 3 x 3 meter.

Lama-kelamaan obrolan memanas karena para tamu meminta Ali untuk mengatakan di mana dana dan siapa donatur penyelenggara umrah itu.

Namun, Ali tetap tidak menyebutkan tiga donaturnya itu. Bahkan, dia terus menyatakan pihaknya tidak bersembunyi dan tetap akan bertanggung jawab secara hukum.

"Seharusnya Pak Ali itu sudah masuk penjara," ucap salah satu agen, Kamis (7/9/2017).

Para agen dan calon jemaah yang lain langsung riuh ikut mempertanyakan hal yang sama kepada Ali. Namun, Ali langsung berteriak dan marah kepada salah satu agen yang datang. Hampir terjadi kontak fisik seandainya tak dilerai jemaah lainnya.

"Ini rumah pribadi saya, kalau mau ribut pada keluar saja. Saya terima baik-baik, datang enggak konfirmasi, keluar mah yang ribut," tegas Ali.

 

Saksikan video menarik di bawah ini:

 

Akan Kembalikan Uang

Saat keadaan mulai mereda, mereka tetap menuntut Ali untuk menyerahkan diri ke pihak kepolisian sebagaimana surat pernyataan yang telah disepakati di atas materai.

"Seperti yang dituangkan dalam surat pernyataan sebelum Ramadan akan mengembalikan uang jemaah. Apabila sampai tanggal yang ditentukan belum mengembalikan, yang bersangkutan akan menyerahkan diri kepada pihak berwajib," papar salah seorang calon jemaah bernama Yati.

Yati menjelaskan, terdapat beberapa alasan Ali yang tak masuk akal soal dana jemaah, seperti donatur penyelenggara umrah sakit, dana sudah turun tapi dirampok di Arab, serta salah satu tim donatur yang disebutkan meninggal dunia di Ternate, Maluku.

"Tunjukkan saja Pak buktinya kalau dana sekarang sudah ada, kita pengen lihat buktinya. Dari dulu juga masih proses, tapi minggu depan minggu depan sampai dua tahun," jelas Yati.

Namun, Ali tetap mengelak dan dia hanya mengatakan bakal mengumpulkan para agen untuk menjelaskan tata cara pengembalian uang jemaah.

"Saya akan umumkan segera untuk merealisasikan refund, dimulai dengan 60 persen hingga 80 persen," ujar Ali.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.