Sukses

Matori: Saya Kasihan Sama Gus Dur

Pernyataan Gus Dur seputar dugaan sepuluh parpol terlibat skandal Bulog ratusan miliar rupiah mendapat tanggapan beragam. Mabes Polri menganggap pernyataan itu adalah informasi penting.

Liputan6.com, Jakarta: Politik "lempar bakiak" ala mantan Presiden Abdurahman Wahid ternyata masih ampuh membuat kebat-kebit bekas lawan-lawannya. Hal itu tak aneh, soalnya Gus Dur--begitu Abdurrahman Wahid kerap disapa--terkenal piawai dalam berpolitik. Senjata yang dipergunakan kali ini bisa dikatakan barang lama, yakni dugaan penyelewengan dana nonbujeter Badan Urusan Logistik. Tak tanggung-tanggung memang, meski skandal yang sama telah "menumbangkan" Gus Dur dari kursi kepresidenan. Dua hari silam, dia mengungkapkan bahwa 10 partai politik juga menerima dana nonbujeter Bulog sekitar ratusan miliar rupiah.

Menanggapi keterangan Gus Dur tersebut, baru-baru ini, Ketua Umum DPP PKB Batu Tulis Matori Abdul Djalil justru menyatakan rasa kasihan terhadap Gus Dur. "Saya kasihan sama Gus Dur yang terus membuat statement-statement. Kalau ingin benar memperbaiki bangsa, sebaiknya melaporkan data-data tersebut. Apalagi, saya paham bahwa Bulog itu adalah kuburan politik yang berarti kalau sudah tersangkut seakan-akan terpacu untuk mencari teman," ujar Matori sembari menyunggingkan senyum kecil.

Sedangkan kalangan Partai Golongan Karya yang tengah menghadapi masalah karena Akbar Tandjung--Ketua Umum DPP Golkar--dijadikan tersangka dalam Kasus Dana Nonbujeter Bulog sebesar Rp 40 miliar, tak kalah berkomentar. Menurut Ketua DPP Golkar Agung Laksono, aparat penegak hukum, baik Kejaksaan Agung maupun kepolisian diharapkan melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan objektif.

Lain halnya dengan Agung, Ketua DPP Partai Bulan Bintang Achmad Soemargono menyarankan agar Gus Dur segera mengungkapkan data penyelewengan tersebut. Kendati demikian, dia menyayangkan sikap Wahid yang terkesan jual mahal. "Buktinya, Gus Dur justru menyuruh kepolisian mendatanginya. Itu kan bukan ucapan seorang negarawan. Apalagi beliau adalah seorang bekas presiden," ucap Soemargono.

Meski muncul berbagai tanggapan beragam, pihak Markas Besar Polri tampaknya berpikiran lain. Buktinya, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Mabes Polri Inspektur Jenderal Polisi Saleh Saaf menganggap bahwa pernyataan Gus Dur tersebut adalah informasi penting yang perlu ditindaklanjuti. Kendati demikian, Saleh mengatakan, informasi tersebut masih akan dikonfrontir dengan sumber-sumber lain. Bila diperlukan, Polri akan memanggil atau mendatangi kediaman Gus Dur untuk memperoleh keterangan lebih lanjut. Namun, Mabes Polri belum menjadwalkan memanggil atau mendatangi Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa Kuningan. Sejauh ini, Polri baru sebatas mengumpulkan informasi dan menggabungkannya dengan sumber-sumber lain.

Jumat siang silam, Gus Dur melontarkan dugaan aliran anggaran Bulog kepada sejumlah partai saat berorasi menyambut Tahun Baru Islam, 1 Muharam 1423 Hijriah, yang digelar Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni) di Gedung Juang, Jakarta Pusat. Menurut Gus Dur, duit yang dibagikan sebesar Rp 109 miliar telah diterima 10 partai secara personal maupun lembaga. Sayangnya, dia enggan membeberkan kesepuluh partai tersebut [baca: Akbar Tandjung: Tudingan Gus Dur Tak Beralasan].(ANS/Sella Wangkar dan Kurnia Supriatna)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.