Sukses

AS Desak Cina Menentang Korut

Pemerintah Washington berencana membicarakan kesepakatan bersama Cina dalam upaya memperkuat Korsel dan menentang serangan Korut.

Liputan6.com, Washington DC: Memanasnya situasi di Semenanjung Korea, memancing reaksi internasional. Amerika Serikat berencana membicarakan kesepakatan bersama Cina dalam upaya memperkuat Korea Selatan (Korsel) dan menentang serangan artileri Korea Utara (Korut). Demikian disampaikan juru bicara pejabat Gedung Putih di Washington DC, AS, Rabu (24/11) [baca: Korea Utara Serang Korea Selatan].

"Kami perlu mengirim sinyal kuat ke Cina bahwa mereka perlu berdiri untuk menentang Korut," kata pejabat itu. Ia menambahkan, pernyataan Rusia yang mengutuk serangan ini jauh lebih kuat ketimbang kecaman atas tenggelamnya kapal perang Korsel ROKS Cheonan oleh torpedo Korut (PCC-772) pada Maret 2010 [baca: Rusia Kutuk Serangan Terhadap Korea Selatan].

"Ada tingkat yang lebih besar dari peringatan dalam masyarakat internasional. Maka dari itu Cina perlu bekerja dalam hal itu," imbuh juru bicara Gedung Putih.

Ada berbagai langkah AS setelah berdiskusi dengan negara-negara sekutunya, termasuk tindakan yang akan diambil di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Termasuk, kemungkinan pemberian sanksi lebih lanjut kepada Korut [baca: Sekjen PBB Serukan Dua Korea Tahan Diri].

Namun, hingga saat ini belum ada keputusan yang telah dibuat dan proses konsultasi masih dalam tahap awal. Dan kemungkinan tindakan dalam beberapa hari mendatang, yaitu diadakannya latihan militer bersama AS-Korsel, untuk menunjukkan solidaritas dan dukungan.

Pihak Gedung Putih juga mengatakan, Presiden AS Barack Obama telah direncanakan menggelar pertemuan dengan Presiden Korsel Lee Myung-Bak. Presiden Obama menghabiskan 20 menit saat membahas Korut dengan penasihat keamanan nasional [baca: Dukungan AS untuk Korsel Tak Tergoyahkan]. "Pemerintahan Obama tidak bermaksud untuk memperkeruh situasi ini. Dan kami juga tidak melihat ini sebagai keinginan Korut untuk perang," tambah pejabat itu.(JAY/ANS/ABC)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini