Sukses

Rawannya Lalu Lintas di Indonesia, Nyawa Gampang Melayang

Kecelakaan maut yang terjadi di Indonesia menambah panjang angka kematian akibat kecelakaan yang terjadi di jalan raya.

Patroli, Jakarta - Kondisi enam warung dan rumah warga di Jalan Raya Semarang-Solo, Bawen, Jawa Tengah, akibat ditabrak sebuah truk peti kemas. Hancur berantakan. Tidak hanya menabrak warung dan rumah warga, truk yang melaju dari arah Bawen ke Semarang itu sebelumnya menabrak dua truk dan sepeda motor yang parkir di pinggir jalan.

Seperti yang ditayangkan Patroli Siang Indosiar, Minggu (3/9/2017), dalam kecelakaan maut ini, korban tewas mencapai 5 orang termasuk sopir truk peti kemas. Sementara, korban luka mencapai enam orang. Untuk memastikan penyebab kecelakaan maut, Aparat Polres Semarang menggelar olah tempat kejadian perkara. Dugaan sementara kecelakaan terjadi akibat sistem rem yang yang tidak berfungsi dengan baik.

Kecelakaan maut juga terjadi di Jalan Raya Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat 25 Agustus. Truk tronton menghantam sebuah ruko setelah menabrak 8 sepeda motor dan 2 mobil. Kecelakaan itu menyebabkan 4 pengendara motor tewas dan sebelas luka-luka.Truk diduga bermasalah pada pedal gas.

Tim Gabungan Dirlantas Polda Jawa Timur bersama Dinas Perhubungan menggelar olah tempat kejadian perkara Sabtu 26 Agustus petang guna memastikan penyebab kecelakaan maut yang terjadi.

Kendati demikian, petugas belum memastikan apakah truk tronton sebetulnya layak beroperasi atau tidak sehingga menabrak dan menewaskan 4 pengendara motor.

Polisi telah menetapkan sopir truk bernama Iwan Prasetyo sebagai tersangka. Sopir truk yang telah menyerahkan diri ke kepolisian itu ternyata tidak memiliki surat izin mengemudikan kendaraan besar.

Selain di Karangploso, kecelakaan maut juga menimpa satu unit minibus yang membawa rombongan pengantin di Jalan Kebumen-Banyumas kilometer 16 di Desa Sidomulyo, Jawa Tengah, Minggu, 27 Agustus 2017 malam.

Kecelakaan terjadi saat minibus bermuatan 7 penumpang asal Karawang melaju dari arah Banyumas menuju Kebumen. Begitu tiba di lokasi, minibus berusaha mendahului kendaraan di depannya. Diduga, sopir tidak mampu mengendalikan laju minibus sehingga oleng dan menabrak bus yang datang dari arah berlawanan. Kerasnya tabrakan membuat bagian depan minibus hancur sebagian bodi minibus pun terlepas.

Akibat tabrakan ini, seluruh penumpang minibus yang berjumlah 7 orang tewas seketika, termasuk sopir bernama Heri dan balita bernama Kenzi. Seluruh jenazah korban dibawa ke Rumat Sakit Umum Gombong. Korban merupakan rombongan pengantin yang hendak menuju ke Kebumen.

Berkaca pada kecelakaan yang terjadi, angka kematian di Indonesia akibat kecelakaan mobil di jalan raya cukup tinggi. Berdasarkan data forum transportasi internasional 2014, angka kematian akibat kecelakaan mobil di Indonesia per 10 ribu kendaraan mencapai 3,1 kejadian.

Hal ini sama dengan yang terjadi di Malaysia. Namun, berada di atas Thailand yang hanya 2,8 kejadian per 10 ribu kendaraan. Sementara di negara maju, angka kematian akibat kecelakaan hanya berkisar 0,6 hingga 1,3 kejadian per 10 ribu kendaraan.

Tren kecelakaan lalu lintas nasional dalam kurun waktu tiga tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada 2014, 95 ribu lebih kasus kecelakaan terjadi. Kemudian meningkat di 2015 menjadi 98 ribu lebih kejadian. Dan akhirnya pada 2016 lalu angka kecelakaan lalu lintas menjadi 105 ribu lebih kejadian dengan korban meninggal mencapai 25 ribu orang lebih dan luka berat 22 ribu orang lebih.

Diperlukan kesadaran pengguna jalan dan peraturan yang tegas dari pemerintah agar keselamatan dan kemanan berkendara terjamin.