Sukses

DPD Kunjungi Dubes Malaysia, Prihatin Bendera Indonesia Terbalik

Fahira meminta agar Malaysia mengambil tindakan terhadap insiden yang memalukan tersebut.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Komite III Fahira Idris dan Ketua Komite II Parlindungan Purba mendatangi Kantor Kedutaan Besar Malaysia terkait insiden terbaliknya bendera Indonesia di buku pandian Sea Games. Fahira Idris dan Parlindungan Purba ditemui oleh Duta Besar Malaysia untuk Indonesia TYT Dato’ Seri Zahrain Mohamed Hashim. Fahira meminta agar Malaysia mengambil tindakan terhadap insiden yang memalukan tersebut.

“Kami ingin pihak Malaysia melakukan penyelidikan terhadap panitia apakah ada unsur kesengajaan atau bukan. Setelah diselidiki, terhadap orang yang melakukan kesalahan, diberikan sanksi. Ga harus berat. Adanya sanksi tersebut dapat menjadi obat bagi masyarakat Indonesia,” ucapnya saat bertemu dengan Dubes hari Senin (28/8) di Kedutaan Besar Malaysia.

Fahira Idris menjelaskan bahwa adanya insiden tersebut mampu membuat gejolak dalam masyarakat. Banyak masyarakat yang gusar dan emosional dengan insiden tersebut. Gejolak tersebut memunculkan demo dari masyakat, baik yang terjadi di Kedubes Malaysia ataupun didaerah. “Meskipun kami meredam, terkadang di masyarakat itu emosional. Ini permasalahan kecil, jika tidak diredam akan menjadi panjang masalahnya. Kami bertanggungjawab untuk menurunkan eskalasi ini,” ujarnya.

Meskipun begitu, Fahira Idris mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Pemerintah Malaysia. Menurutnya respon yang dilakukan Pemerintah Malaysia cukup cepat atas insiden tersebut. Fahira mendorong Pemerintah Malaysia untuk melakukan koordinasi dengan Pemerintah Indonesia untuk mengatasi masalah tersebut, terutama untuk meredam masyarakat yang emosional atas insiden tersebut.

“Kami mengapresiasi, presiden, Menteri Olahraga Malaysia sudah minta maaf, termasuk panitia Sea Games telah mengeluarkan nota diplomatik. Kami mendorong pemerintah untuk mensosialisasikan kepada masyarakat tentang nota diplomatik agar (masyarakat) cool down,” imbuh Senator dari DKI Jakarta ini.

Ketua Komite II Parlindungan Purba turut menyatakan kekecewaannya atas insiden ini. Dirinya juga mendorong agar masalah ini dapat segera diselesaikan dengan baik. Agar hubungan baik antara Indonesia dengan Malaysia dapat semakin kuat. Senator dari Sumatera Utara ini menambahkan bahwa selama ini antara Indonesia dengan Malaysia telah terjalin kerja sama yang baik, salah satunya kerja sama antar parlemen Indonesia dengan Malaysia.

“Pembukaan Sea Games kemarin kita merasa kecewa. Tapi dibaliknya ada makna kita mempererat silaturahmi. Kedatangan ini juga untuk mempererat hubungan. Jangan memperuncing masalah ini. Kita bina hubungan perdagangan ekonomi dan sosial budaya antara Indonesia dengan Malaysia,” ucapnya.

Sementara itu Duta Besar Malaysia, TYT Dato’ Seri Zahrain Mohamed Hashim mengatakan bahwa pemerintahnya menyesalkan atas adanya insiden tersebut. Dirinya menegaskan bahwa Pemerintah Malaysia telah mengambil langkah cepat atas insiden tersebut dengan langsung melakukan koordinasi dengan Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia Imam Nahrawi.

“Kita merasa cukup prihatin. Tapi kami memberikan jaminan, ini bukan cara disengaja. Kemungkinan itu kesilapan karena kita manusia. Saat kita tahu, cepat-cepat kita harus mengatasi. Buku-buku cindera mata kami pun tarik balik untuk tidak diedarkan lagi. Saya percaya dibawah kementerian sport mereka akan ditindak, sedang siasat siapa yang bertanggungjawab,” ucapnya.

TYT Dato’ Seri Zahrain Mohamed Hashim meminta dengan adanya insiden ini tidak mengganggu hubungan baik yang telah terjalin antara Indonesia dengan Malaysia. Dirinya berharap agar hubungan kerja sama antara Indonesia dengan Malaysia semakin kuat.

“Negara Indonesia dengan Malaysia miliki banyak kesamaan, kita satu rumpun, Malaysia menjadikan Islam sebagai agama resmi, di Indonesia Islam merupakan agama majority. Kita ga mau sengketa-sengketa kecil ini mengganggu persahabatan. Jangan sampai merusak agenda besar kita (Indonesia-Malaysia). Negara Indonesia kita anggap sebagai negara spesial,” tutupnya.


(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini