Sukses

DPRD DKI Setujui Pembiayaan Proyek MRT Fase 2

Diharapkan, nantinya Kota Jakarta akan memiliki banyak moda transportasi yang saling terintegrasi satu sama lain.

Liputan6.com, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta menyetujui pembiayaan proyek pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) fase 2 rute Bundaran HI-Kampung Bandan.

"Kami sudah setuju untuk membiayai pembangunan MRT Fase 2. Kami juga menyetujui penambahan dana untuk pembangunan MRT Fase 1 (Lebak Bulus-Bundaran HI)," kata Wakil Ketua DPRD DKI Triwisaksana di Jakarta, Senin (28/8/2017).

Menurut dia, kesepakatan untuk membiayai pembangunan MRT Fase 2 itu diputuskan setelah digelar rapat bersama dengan PT MRT Jakarta.

Diharapkan, nantinya Kota Jakarta akan memiliki banyak moda transportasi yang saling terintegrasi satu sama lain.

"Kami optimis bahwa PT MRT Jakarta akan mampu melaksanakan pembangunan moda transportasi MRT secara profesional, transparan dan selesai tepat pada waktu yang sudah ditargetkan," ujar Triwisaksana.

Dalam pertemuan bersama dengan pihak MRT Jakarta, dia menuturkan telah dibahas mengenai biaya konstruksi MRT Fase 1 sebesar Rp1 triliun per kilometer, sedangkan Fase 2 mencapai Rp 2,7 triliun per kilometer.

"Biaya pembangunan [MRT](MRT "") Fase 2 jauh lebih mahal karena konstruksinya juga lebih sulit, yaitu di bawah Kali Hayam Wuruk, Gajah Mada, Kota Tua dan seterusnya. Jadi, dana yang dibutuhkan lebih banyak," tutur Triwisaksana.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Setujui Rp 22,5 Triliun

Triwisaksana mengungkapkan besaran nilai pembiayaan MRT Fase 2 yang disetujui mencapai Rp 22,5 triliun. Sedangkan tambahan pembiayaan untuk pembangunan MRT Fase 1 sebesar Rp2,5 triliun.

Dia menambahkan dalam pertemuan tersebut, kedua pihak juga membahas komitmen atau rencana pembangunan perumahan rakyat di koridor MRT.

"Dengan dibangunnya perumahan rakyat di koridor MRT, maka MRT tidak hanya dinikmati oleh masyarakat menengah ke atas, mengingat tarifnya sekitar Rp 13.000 sampai Rp 15.000," tambah Triwisaksana dilansir dari Antara.

Terakhir, dia pun meminta agar ke depannya, MRT dapat terintegrasi dengan moda transportasi masal lain yang ada di ibukota, diantaranya Transjakarta, Light Rail Transit (LRT) dan Kereta Commuter Line.

Saksikan video menarik di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.