Sukses

Dewan Pers Usut Wartawan Minta Saham

Dewan Pers masih menyelidiki kebenaran dugaan kasus pemerasan yang dilakukan sejumlah wartawan terhadap PT Krakatau Steel.

Liputan6.com, Jakarta: Dewan Pers masih menyelidiki kebenaran dugaan kasus pemerasan yang dilakukan sejumlah wartawan terhadap PT Krakatau Steel Tbk. Demikian diungkapkan Bekti Nugroho, di Jakarta, Jumat (19/11).

"Menyikapi hal ini kami masih melakukan penyelidikan. Kami akan memanggil pihak-pihak yang terkait sehingga bisa diketahui kejelasannya. Kami belum bisa membenarkan atau menyalahkan karena belum ada kepastian," jelas Bekti.

Menurut Bekti, hari ini Dewan Pers juga menggelar pertemuan bersama pemimpin redaksi media yang diduga watawan nya terkait kasus itu. Pejabat humas IPO Krakatau Steel dari Kita Communications juga diundang.

"Kami menggelar pertemuan dengan pihak-pihak yang tahu secara pasti persoalannya. Pada pertemuan ini, pihak Krakatau Steel mengaku terus ditekan oleh para wartawan tersebut. Sementara dari pihak wartawan mengaku mereka tidak melakukan pemaksaan. Niatnya mau beli, kok," jelas Bekti menirukan ucapan pihak wartawan.

Menurut Bekti, mencuatnya kasus ini membuat sejumlah wartawan berhenti dari media massa tempat mereka bekerja. "Diketahui dua wartawan resign dari media tempatnya bekerja terkait kasus ini. Satu orang memang telah berhenti sebelum kasus ini mencuat, sementara yang lain berhenti usai kasus ini mencuat. Ia juga telah mengakui keterlibatannya," jelas Bekti.

Seperti yang dilaporkan sebelumnya, sedikitnya empat wartawan diduga meminta jatah saham dalam penerbitan saham perdana (IPO) PT Krakatau Steel. Tidak tanggung-tanggung mereka meminta 1.500 lot atau 750.000 lembar saham berkode KRAS senilai Rp 635 juta. Para wartawan tersebut mengiming-imingi PT KS dengan penghentian pemberitaan miring media soal saham perdananya.

Harga saham perdana produsen baja itu menjadi polemik karena sebagian analis dan pengamat ekonomi berpendapat harga saham Rp 850 per lembar terlalu murah. Pada perdagangan perdana 10 November lalu, harga saham Krakatau melonjak 49,6 persen menjadi Rp 1.270 per lembar.

Sebelumnya, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta mendesak agar dugaan keterlibatan sejumlah wartawan dalam kongkalikong penawaran saham perdana Krakatau Steel, diusut tuntas [baca: AJI: Usut Tuntas Wartawan Peminta Saham KS].(CHR/SHA)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini