Sukses

Ketua MPR Minta Polisi Ungkap Otak di Balik Sindikat Saracen

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengapresiasi polisi yang mengungkap sindikat penyebar ujaran kebencian Saracen.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengapresiasi polisi yang mengungkap sindikat penyebar ujaran kebencian Saracen. Menurut dia, sindikat seperti Saracen haruslah dihentikan.

"Harus kita hentikan. Ini kerjaan siapa? Mesti kita cari," ujar Zulkifli di Jakarta, Sabtu (26/8/2017).

Dia pun menceritakan pertemuannya dengan tokoh-tokoh agama yang merasa tersakiti dengan ada sindikat penebar kebencian.

"Kita juga heran, saya ketemu tokoh-tokoh Islam merasa disakiti, ketemu Budha merasa disakiti juga, kok disakiti semuanya?" kata dia.

Ketua Umum PAN ini pun meminta agar para penebar kebencian dihukum berat. "Ini adu domba jahat, hukum yang berat," tegas Zulkifli.

Sementara itu, Ketua Komisi II DPR RI Zainuddin Amali menduga sindikat Saracen dimanfaatkan pihak-pihak yang berlatar belakang politik.

"Pasti lah (ada nuansa politiknya). Kan yang mengorder begini bukan persaingan antar perusahaan, pasti persaingan politik. Kalau persaingan di ekonomi tidak sampai begini apalagi bawa-bawa SARA," ujar Amali.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Berbahaya

Dia menilai, ada kemungkinan juga sindikat Saracen bisa mengambil banyak pesanan konten untuk kepentingan yang lain selama itu menguntungkan mereka dari segi ekonomi.

"Tapi lama-lama kalau ini dibiarkan dia bisa apa saja. Bukan hanya politik. Bisnis, sosial. Pokoknya sewa, terus kamu jelekin saingan saya. Bahaya," kata Amali.

Ia pun mendukung Polri agar mengungkap kasus Saracen hingga ke akar-akarnya. "Kalau sudah fitnah kan, character assasination tujuannya sudah negatif. Jadi kami mendukung upaya-upaya kepolisian untuk memberantas hal-hal yang seperti ini supaya tidak makin berkembang," ungkap Amali.

"Kalau dibiarkan, orang akan bisa melakukan yang lebih dari itu. Bukan hanya memfitnah, mengadu domba. Ini menurut saya sudah keterlaluan, sudah melewati batas," imbuh dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.