Liputan6.com, Jakarta - Deputi I Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir mengatakan kampus harus menjadi pilar penanggulangan radikalisme dan terorisme.
"Mahasiswa baru agar tidak terpengaruh dengan radikalisme dan terorisme, karena terindikasi kampus menjadi salah satu sasaran," ujar Abdul Rahman disela-sela kuliah umum di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sabtu, 26 Agustus 2017.
Baca Juga
Dia mengatakan adanya indikasi jika kampus menjadi sasaran kelompok radikal dalam mempengaruhi generasi muda.
Advertisement
Karena itu, Abdul mengaku pihaknya rutin melakukan pencerahan dan menyosialisasikan kepada mahasiswa agar tidak terpengaruh oleh kelompok-kelompok tersebut.
Mengenai kuatnya pengaruh media sosial dalam kehidupan generasi muda, Rahman mengatakan, dari 250 juta penduduk Indonesia, sekitar 132 juta atau lebih dari 50 persen menggunakan internet.
"Bisa dibayangkan besarnya pengaruh dari kelompok radikal jika memanfaatkan potensi ini untuk disalahgunakan," ucap Abdul Rahman seperti dilansir dari Antara.
Karena itu, baru-baru ini pemerintah sudah memblokir sejumlah media sosial untuk membendung kelompok-kelompok radikal. Hal ini disadari bahwa mereka sangat pandai memanfaatkan situasi ini dalam mempengaruhi generasi muda.
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Hadirkan Mantan Teroris
Pada kesempatan yang sama, pihak BNPT turut menghadirkan mantan teroris Kurnia Widodo untuk memberi testimoni.
Kurnia di depan dua ribu lebih mahasiswa baru Unhas menceritakan saat masih terpengaruh paham radikal.
Namun, dalam perjalanannya setelah di penjara pada 2010, akhirnya secara perlahan-lahan menyadari jika selama ini pemahaman dan keyakinannya itu tidaklah benar.
Advertisement
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement