Sukses

Selain Saracen, PKB Sebut Banyak Sindikat Kebencian Masih Beraksi

Tindakan para sindikat penyebar kebencian itu sangat berbahaya untuk persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Kadir Karding mengharapkan adanya penelusuran kelompok penyebar konten berbahaya yang mengandung isu provokasi suku, agama, ras dan aliran lainnya (SARA) selain Saracen.

Karding mengatakan tindakan para sindikat penyebar kebencian itu sangat berbahaya untuk persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. 

"Jangan cuma itu yang dicari, saya yakin masih ada yang lain," ucap Abdul di kantor Pegadailan, Jakarta Pusat, Jumat (25/8/2017).

Karena itu, dia mendukung langkah Kepolisian menangkap dan membongkar jaringan sindikat penebar kebencian yang hingga kini masih melakukan aksinya di media sosial.

Tak hanya itu, dia menginginkan adanya peralatan yang lebih canggih untuk mengungkapnya kepada masyarakat.

"Harus supercanggih, saya kira Kemenkominfo, Polisi dan Badan Intelejen Nasional (BIN) harus lebih maju dari sisi IT," jelas Abdul.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Akses Ilegal

Polisi mengungkap sindikat penyebar ujaran kebencian Saracen. Terbongkarnya kasus itu rupanya karena unsur kebetulan.

Kepala Subdit I Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Kombes Irwan Anwar mengatakan, pemimpin Saracen Jasriadi awalnya disangkakan kasus akses ilegal terhadap akun Facebook.

Bermula dari penangkapan tersangka Sri Rahayu Ningsin pada 5 Agustus lalu. Ia menjadi tersangka penghinaan pada Presiden Jokowi.

Setelah ditangkap, akun Facebook yang digunakan Sri untuk menyebarkan kebencian ternyata masih aktif.

"Ternyata akun milik S yang sudah di-takedown oleh penyidik, dipulihkan oleh Jasriadi. Makanya kemudian yang bersangkutan ditangkap penyidik siber karena ilegal akses," papar Irwan pada Liputan6.com, Kamis 24 Agustus 2017.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.