Sukses

Penjelasan TK di Bogor soal Dugaan Penjaga Sekolah Cabuli Siswi

Wali Kelas korban, Lilis, menyatakan, UD sudah puluhan tahun bekerja di sekolah tersebut.

Liputan6.com, Bogor - Pihak taman kanak-kanak (TK) di Bogor angkat bicara terkait dugaan pencabulan yang dilakukan penjaga sekolah, UD, terhadap salah satu siswi di sekolah tersebut.

Wali kelas korban, Lilis, menyatakan, UD sudah puluhan tahun bekerja di sekolah tersebut. "Kemungkinannya sangat kecil," kata Lilis di Bogor, Selasa (22/8/2017).

Lilis menyatakan, jika ada orangtua murid telat menjemput, guru maupun wali kelas selalu mengawasi hingga kedua orangtuanya datang menjemput ke ruang kelas.

"Kalau ada orangtuanya telat menjemput saya beritahukan melalui grup Whatsapp orangtua murid," ungkap dia.

Kepala Sekolah TK, Siti Sofiah menyatakan, UD yang telah dilaporkan polisi oleh ibu korban, kooperatif terkait kasus ini.

"Lima orang dari pihak TK, termasuk saya, dan penjaga parkir serta keamanan sudah dipanggil sebagai saksi oleh kepolisian," kata dia.

Dia berharap, penegak hukum cepat menyelesaikan penyidikan sehingga ada kepastian dan kejelasan hukum.

"Kami harap kasus ini tidak sampai berlarut-larut karena sudah terjadi dari Mei lalu," ujar Siti.

Ia juga akan terus memantau perkembangan penyidikan yang sudah berjalan empat bulan tapi hingga kini belum ada kejelasan.

"Secara pribadi saya yakin terlapor orangnya baik, makanya saya sempat shock dan tidak percaya adanya kasus ini," kata dia.

Karena itu, ia meminta polisi hati-hati menangani kasus ini. Jika putusan kepolisian sudah keluar, pihaknya akan bertindak sesuai aturan berlaku.

"Kami tidak akan diam saja, jika salah ya salah, jika benar ya benar," tegas Siti.

Penjaga sekolah, UD, membantah semua tuduhan pelapor. Dia menyatakan, dari pagi hingga sore, dia sibuk dengan aktivitasnya, yakni mengepel lantai kelas B 1-6, menyapu halaman, hingga menyiapkan perlengkapan pengeras suara dan alat musik.

"Kalau bel pulang sekolah berbunyi saya ikut jaga gerbang pagar sekolah sambil mengatur lalu lintas depan sekolah," kata ayah anak dua yang tinggal di sekolah TK tempatnya bekerja itu.

UD juga mengaku tak pernah sekalipun masuk ke ruang kelas baik A maupun B. Saat itu, UD juga mengaku tak melihat korban dijemput oleh orangtuanya.

"Waktu itu juga saya sibuk ngatur parkir dan lalu lintas depan sekolah, karena kebetulan tukang parkir yang biasa jaga tidak ada," ungkap UD.

Saksikan video menarik di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.