Sukses

Merapi Tak Keluarkan Awan Panas

Aktivitas Gunung Merapi sejak Sabtu (13/11) hingga Ahad (14/11) tercatat stabil dan tidak mengeluarkan awan panas. Hal ini berdasarkan pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral.

Liputan6.com, Yogyakarta: Aktivitas Gunung Merapi sejak Sabtu (13/11) hingga Ahad (14/11) tercatat stabil dan tidak mengeluarkan awan panas. Hal ini berdasarkan pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral.

"Gunung Merapi sempat tidak mengeluarkan awan panas meskipun ada hujan abu vulkanik tipis," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM, Surono, Ahad (14/11).

Berdasarkan hasil pantauan yang dilakukan Badan Penyelidikan dan Pengembangan Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta menjelaskan awan panas Gunung Merapi terakhir keluar pada Jumat (12/11) sebanyak dua kali, sedangkan sepanjang Sabtu (13/11) hingga Minggu (14/11) aktivitas tersebut tidak ditemui.

Surono mengatakan meski demikian, erupsi masih berlangsung dengan intensitas yang cukup tinggi dan status Merapi masih dinyatakan pada level awas.

Hasil laporan semua petugas teramati asap dengan tinggi maksimal 2.000 meter berwarna putih abu-abu hingga kecokelatan. Intensitasnya pekat dan condong ke arah selatan hingga barat daya. Hujan abu tipis terjadi sejak kemarin yang mulai teramati dari Desa Manisrenggo serta sempat terjadi gempa tektonik berdurasi 88 detik.

Surono mengatakan hingga Ahad, pukul 00.00 WIB, teramati kolom asap dan sebelumnya pada Sabtu (13/11) pukul 19.45 WIB tampak titik api diam yang terlihat dari CCTV Deles. Endapan lahar teramati di semua sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

Status Merapi hingga kini belum diturunkan sehingga kalangan masyarakat diminta tetap waspada dan radius jarak aman masih 20 kilometer.

Aktivitas Gunung Merapi berdasarkan data seismik yang tercatat di BPPTK Yogyakarta terjadi gempa vulkanik sebanyak 26 kali, Guguran 25 kali, Gempa tektonik 3 kali, dan tremor yang terjadi beruntun. (Ant)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.