Sukses

Bendera Merah Putih Terbalik di SEA Games, Ini Reaksi PDIP

Menurut Hasto, permintaan maaf itu harus langsung disampaikan oleh pimpinan negara Malaysia, bukan melalui media sosial.

Liputan6.com, Jakarta - Insiden salah cetak bendera Indonesia dalam buku panduan SEA Games 2017 membuat pemerintah Malaysia menuai kecaman. Tak hanya bendera Merah Putih yang terbalik, panitia SEA Games juga salah menempatkan bendera Indonesia sebagai Juara Umum 2011. Bendera Indonesia malah bergambar bendera Thailand.

Terkait hal tersebut, DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan memprotes keras. PDIP berpendapat, apa yang terjadi merupakan penghinaan martabat dan kedaulatan bangsa.

"DPP PDIP protes keras dengan hal tersebut. Lambang negara merah putih itu diperjuangkan dengan darah dan air mata sebagai representasi kedaulatan Indonesia. Ini penghinaan martabat dan kedaulatan bangsa," ucap Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Gedung Djoeang, Jakarta Pusat, Minggu (20/8/2017).

Karena itu, dia meminta pemerintah Malaysia harus meminta maaf. Dan, permintaan maaf itu langsung disampaikan oleh pimpinan negara Malaysia, bukan melalui media sosial.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Malaysia Khairy Jamaluddin sudah mengucapkan permintaan maaf atas kesalahan panitia SEA Games 2017. Khairy Jamaluddin melontarkan penyesalan melalui akun Twitter.

"Ya harus (meminta maaf). Apa pun itu simbol negara. Itu keteledoran yang tak bisa diterima. Karena menyangkut harkat dan martabat bangsa. Pemerintah Malaysia harus meminta maaf. Ini bagian kehormataan bangsa dan itu simbol supremasi kita," jelas Hasto.

Cinta Tanah Air

Pada kesempatan yang sama, Hasto juga mengingatkan pentingnya memupuk rasa cinta tanah air dan NKRI sejak dini. Hal ini seiring dengan kejadian seseorang berinisial MS di Bogor yang tidak mengakui NKRI lantas membakar umbul-umbul merah putih.

Pembakaran itu dilakukan tersangka usai menonton televisi. Saat itu, di televisi banyak acara yang menampilkan program perayaan HUT ke-72 RI pada Rabu, 16 Agustus 2017 malam.

Karena itu, pihaknya mengadakan acara lomba pidato dan paduan suara tingkat SMP dan SMA se-Jabodetabek.

"Jangan dilihat lomba dan kompetisinya, tapi melihat anak-anak ini bagaimana semangat menyuarakan patriosme dan nasionalisme melalui lagu. Mengingat perjuangan kemerdekaan Indonesia tak hanya diperjuangkan dengan senjata, tapi dengan kebudayaan," ucap Hasto.

Menurut dia, menyanyikan lagu dan membacakan pidato-pidato Bung Karno adalah salah satu ekspresi yang bisa meningkatkan cinta tanah air.

"Ini sebagai ekspresi cinta tanah air. Dan DPP memberikan apresiasi. Dan mudah-mudahan dijadikan tradisi rutin di kalangan anak muda," jelas Hasto.

Dia menerangkan, ini juga bisa menjadi salah satu yang harus masuk kurikulum pendidikan. Sehingga makin menunjukan rasa cinta tanah air.

"Ya harus. Ini adalah bentuk kebudayaan Indonesia. Apalagi ada gempuran asing. Dan ini bentuk ekspresi cinta tanah air. Lihat Korea sejak anak-anak SD diajar untuk bisa mengalahkan Jepang. Ini kan kompetitif," tandas Hasto.


Saksikan video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.