Sukses

Semarak Baju Adat Akan Warnai Upacara Kemerdekaan di Istana Besok

Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki mengatakan, konsep semacam itu memang sudah dirancang Jokowi dan JK.

Liputan6.com, Jakarta - Pemandangan berbeda akan terlihat di Istana Merdeka 17 Agustus besok. Jika biasanya para tamu undangan upacara hari kemerdekaan wajib menggunakan Pakaian Sipil Lengkap (PSL) dan pakaian nasional untuk wanita, tahun ini berbeda. Pihak istana mewajibkan para tamu undangan berbusana daerah atau baju adat.

"Undangan diminta berpakaian busana, pakaian daerah. Formasi duduk akan berbeda," kata Sekretaris Kabinet PramonoAnung di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 15 Agustus 2017.

Pramono juga sudah menyiapkan dua pakaian adat untuk dikenakan saat upacara. Pertama yaitu pakaian adat Yogyakarta dan pakaian kedua busana khas Bali.

"Semua diminta seperti itu. Berbeda untuk memberikan colourfull untuk berikan rasa nasionalisme kita sekarang ini dipakai," imbuh dia.

Penggunaan pakaian adat ini sudah dilakukan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat Sidang Tahunan MPR dan Penyampaian Pidato kenegaraan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Jokowi mengenakan pakaian adat Bugis. Baju nuansa hitam dengan balutan kain berwarna dominan merah dipilih Jokowi. Tak lupa songkok berbenang emas menutupi kepalanya.

Sedangkan, JK mengenakan pakaian khas Jawa. Beskap hitam dengan dalaman putih jadi pilihan. Kain coklat, blangkon, dan sepatu selop hitam melengkapi tampilan JK saat itu.

Ide Jokowi-JK

Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki mengatakan, konsep semacam itu memang sudah dirancang Jokowi dan JK. Ide untuk "bertukar" pakaian adat itu tentu datang dari keduanya.

Pada momen Hari Kemerdekaan ini, Jokowi-JK ingin menunjukkan Indonesia memang berasal dari berbagai suku. Perjuangan merebut kemerdekaan juga hasil jerih payah semua suku yang akhirnya bersatu di Indonesia.

"Artinya, kita sekarang sudah mencair. Tidak harus orang Jawa pakai baju Jawa. Orang Makassar pakai baju Makassar. Semua sebagai bangsa Indonesia," kata Teten.

Saksikan video menarik di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.