Sukses

Ulah Porno Guru Berujung Tahanan

TS diduga mengirimkan chat dan gambar-gambar pornografi kepada murid-muridnya.

Liputan6.com, Jakarta Ulah tak terpuji dilakukan seorang guru SMP di Jakarta Utara. TS (25) yang diketahui sebagai guru Bahasa Inggris di BPK Penabur Jakarta Utara, harus berurusan dengan polisi. TS diduga telah menyebar chat dan gambar cabul ke sejumlah siswanya.

Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Hendy F Kurniawan menegaskan TS sudah resmi menjadi tersangka dan ditahan sejak Jumat 11 Agustus lalu.

"Kita jalan atas laporan orangtua murid. Dan TS kita amankan Jumat siang usai mengajar. Kita tahan langsung karena sudah tersangka dan dalam proses pendalaman," kata AKBP Hendy saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Sabtu 12 Agustus 2017.

Ilustrasi Pornografi (iStockphoto)​

Dia menjelaskan, pihaknya bergerak atas laporan dari salah satu orangtua murid yang anaknya seringkali dikirimkan gambar porno. Sejauh ini, sambung dia, sudah ada 4 saksi korban yang memberikan keterangan.

"Sampai sekarang sudah ada 4 siswi yang mengaku seringkali dikirim gambar porno. Ini tersangka TS mengakunya baru belakangan saja berbuat, tapi masih kita dalami ya," jelas Hendy.

Hendy mengatakan, dalam menjalankan aksinya, TS membuat grup medsos lewat aplikasi Line.

"Jadi dia buat grup Line yang isinya siswa-siswi di sekolah tersebut. Dan isi grup itu masih kita dalami apa aja isinya," kata Hendy.

Dia melanjutkan, dari grup Line itu tersangka TS menghubungi satu per satu korbannya secara pribadi. Sejauh ini ada 4 orang siswi yang mengaku dikirimi konten atau gambar porno.

"Dari Line itu siswi yang dipilih kemudian dijapri sama tersangka. Nah tersangka mulai kirim chat, foto porno atau konten seks, "ujar Hendy.

Kini TS mendekam dalam sel Polda Metro Jaya. Dia diduga melanggar UU Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi, UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang ITE dan UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

Saksikan video menarik di bawah ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Periksa Kejiwaan

Penyidik Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya akan memeriksa kejiwaan TS, oknum guru yang mengirim gambar porno ke siswanya.

Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk mengetahui adanya kemungkinan pria 25 tahun itu mengalami kelainan seksual.

"Nanti diperiksa tim psikiater untuk mengetahui kejiwaannya, apakah yang bersangkutan mempunyai kelainan seksual atau tidak," ujar Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Hendy F Kurniawan saat dihubungi, Jakarta, Senin 14 Agustus 2017.

Ilustrasi pornografi | Via: istimewa

Sejauh ini, kata Hendy, kondisi kejiwaan TS terpantau normal. Guru Bahasa Inggris itu masih bisa memberikan keterangan dengan baik saat diperiksa polisi.

Kendati, mantan penyidik KPK itu tidak bisa memastikan bahwa TS tidak menderita disorientasi seksual.

"Kalau kejiwaan untuk menyangkut ada kelainan seksual itu harus ahlinya yang mendalami," kata Hendy.

 

3 dari 4 halaman

Langsung Diberhentikan

Pihak sekolah BPK Penabur merespons cepat penangkapan TS, yang diduga menyebar gambar porno kepada sejumlah siswanya. TS langsung diberhentikan sebagai tenaga pengajar.

Deputi Direktur Pelaksana BPK Penabur Elika Dwi Murwani mengatakan, tindakan TS merupakan bentuk tindakan amoral.

"Kalau seorang guru punya pemikiran seperti itu, memang tidak selayaknya menjadi guru. Karena seorang guru seharusnya tidak melakukan hal-hal seperti ini," kata Elika di Jakarta, Senin 14 Agustus 2017.

Karenanya, Elika menjelaskan, pihak Penabur menyerahkan penindakan terhadap TS kepada kepolisian, dan memberhentikan guru bahasa Inggris tersebut dari pekerjaannya.

"Proses ini sudah ditangani oleh pihak kepolisian dan masih dalam tahap penyidikan. Secara prosedural, kami sudah melakukan berbagai tahap guna menyelesaikan permasalahan ini, dan guru itu sudah dinonaktifkan dari sekolah," tegas dia.

Humas BPK Penabur Muljono mengatakan, ke depannya kasus tersebut akan diselesaikan secara internal. Penyelesaian tersebut telah disepakati antar sekolah dan orangtua murid.

Jajaran pengajar dan petinggi di BPK Penabur (Liputan6.com/ Muhammad Radityo Priyasmoro)

"Kami telah konsolidasi untuk menangani permasalahan tersebut dan mengambil tindakan tegas secara internal," kata Muljono.

BPK Penabur meminta agar pemberitaan gambar porno bisa diredam dengan alasan privasi dan perlindungan terhadap pelajar.

"Kami berharap media dan seluruh pihak menghentikan pemberitaan atau postingan mengenai kasus ini karena ini menyangkut anak-anak yang kita kasih dan melindungi privasi demi masa depan anak-anak kita," jelas Muljono.

Kepala Sekolah SMPK Penabur Anthea Calista, mengatakan, TS adalah pribadi yang baik. Dia juga tak menduga guru bahasa Inggris itu melakukan tindak asusila dengan mengirim gambar porno kepada empat siswinya.

"Dia guru yang baik, dekat dengan murid, pengetahuan bahasa Inggrisnya cukup baik. Makanya kami rekrut sesuai dengan syarat dan lolos jadi guru di sini," kata Anthea saat jumpa pers di SMPK Penabur, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin 14 Agustus 2017.

TS diketahui baru dua tahun menjalani profesinya sebagai guru di sekolah tersebut. Rekam jejaknya pun terbilang baik, sempat disebutkan dia adalah mahasiswa berprestasi.

"Guru teladan sih belum, baru dua tahun mengajar. Tapi pas semasa mahasiswa dia berprestasi," kata Anthea.

Guru 25 tahun itu juga dikenal dekat di lingkungan murid dan guru. Karena itu, Anthea tidak pernah menaruh curiga akan perilaku menyimpang TS.

"Dia dekat dengan murid juga guru, tapi kedekatan ke arah situ saya tidak melihat," Anthea menandaskan.

4 dari 4 halaman

Djarot Geram

Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat geram dengan kasus guru yang mengirimi konten pornografi kepada para siswinya. Dia ingin agar guru tersebut mendapat hukuman tegas.

"Berikan sanksi tegas pada oknum guru itu, tangkap. Sudah ketangkap ini tikusnya, tapi jangan bakar rumahnya karena hanya oknum guru," kata Djarot di Balai Kota Jakarta, Senin 14 Agustus 2017.

Djarot mengingatkan, kasus itu merupakan ulah oknum saja, bukan salah seluruh guru sekolah. Karena itu, kata dia, jangan sampai mengorbankan lembaga pendidikan, siswa-siswanya, dan guru-guru yang jauh lebih baik.

Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat memberi sambutan saat pembukaan ajang pemilihan Abang None Jakarta 2017 di Central Park, Jakarta, Jumat (15/07). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

"Kalau itu PNS maka tanpa ampun pasti akan kita pecat," ucap Djarot.

Mantan Wali Kota Blitar itu mengatakan, pengawasan gawai siswa juga merupakan tugas orangtua, bukan hanya pihak sekolah. Dia juga berterima kasih pada orangtua siswa korban yang mau melaporkan kasus tersebut ke polisi.

"Yang ngawasin kan ortunya juga, dan saya dengar itu dilaporkan, saya terima kasih sama ortunya. Dia juga mengontrol anak-anak nya dan langsung melakukan proses ke ranah hukum. Serahkan pada polisi. Yang seperti itu tidak pantas jadi guru, tidak pantas ya. Itu merusak anak," ujar Djarot.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.